Akibat Dampak Corona, BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Sultra Hanya 4,3 Persen
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Sultra tahun 2020, hanya tumbuh di kisaran 3,9 hingga 4,3 persen year on year (yoy)
Hal ini tidak luput dari efek domino Virus Corona atau Covid-19 yang kini tengah mewabah hampir diseluruh pelosok negeri, tak terkecuali Sultra.
Menurut Kepala Perwakilan (KPw) BI Sultra, Suharman Tabrani prediksi pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai 4,3 persen di tahun 2020 ini, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2019 sebesar 6,5 persen yoy.
“Artinya dampak corona ini memang menahan laju pertumbuhan ekonomi kita tahun 2020 ini,” ujar dia, Selasa (19/5/2020).
Lebih jauh, Suharman Tabrani mendatailkan perihal Downside (Penurunan) pertumbuhan ekonomi di Sultra, pertama pembangunan fisik yang dilakukan pemerintah akan tertahan seiring dengan penghentian sementara pengadaan barang dan jasa dan difokuskan pada penanganan kasus Covid-19.
Kedua, pemberlakuan social distancing memberikan dampak pada konsumsi masyarakat terutama pada non bahan makanan.
Ketiga, penundaan Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap 11 kabupaten/kota sebesar 35 persen berpotensi menurunkan kinerja konsumsi pemerintah.
“Pengetatan akses keluar masuk untuk manusia dan barang diperkirakan juga akan berdampak pada investasi yang dilakukan oleh swasta,” katanya.
“Juga kontraksi pertumbuhan ekonomi dunia dinilai dapat berdampak pada perdagangan luar negeri di Sultra, dan harga nikel dunia diperkirakan juga akan mengalami penurunan,” tambahnya.
Namun dibalik prediksi Downside, Suharman menambahkan masih ada peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi (Upside faktor) di Sultra, yakni kinerja industri pengolahan.
Disektor ini, BI perkirakan akan mengalami peningkatan, dengan dukungan produksi smelter dan industri olahan logam yang masih cukup tinggi.
Tak hanya itu, program bantuan dari pemerintah seperti peningkatan bansos nontunai, rencana pelaksanaan bantuan langsung tunai, insentif bagi UMKM dan tenaga medis, program prakerja dan tingkat inflasi yang rendah diperkirakan juga dapat menjaga tingkat konsumsi rumah tangga.
“Juga harga minyak dunia yang mengalami penurunan dapat mengurangi nilai impor dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian Sultra,” tukasnya.
Reporter: Sunarto
Editor: Haikal