MUNA, DETIKSULTRA.COM – Komitmen Bupati Muna, LM Rusman Emba membangun Bumi Sowite patut diacungi jempol. Dalam kurun waktu kurang lebih tiga tahun terakhir, duet Malik Ditu itu berhasil memajukan pembangunan diberbagai sektor. Salah satunya sektor perikanan. Dukungan dana baik dari APBD maupun dari APBN terus digelontorkan demi kesejahteraan para nelayan.
Data dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Muna menyebutkan, bantuan kapal perikanan sejak tahun 2016-2018 mengalami peningkatan cukup signifikan. Dimana, tahun 2016 bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebanyak 2 unit dan 2018, 20 unit. Bantuan Provinsi (Banprov) tahun 2018, 6 unit, DAK 2017, 25 unit dan 2018, 6 unit. Total keseluruhan sebanyak 31 unit.
Lalu armada penangkapan yang tersebar pada 22 kecamatan meliputi perahu tanpa motor tahun 2015 sebanyak 891 unit, 2017, 858 unit dan 2018, 924 unit. Perahu motor tempel tahun 2015, 2857 unit, 2017, 1717 unit, 2018, 1753 unit. Kapal motor tahun 2015, 162 unit, 2017, 1361 dan 2018, 1507 unit.
[artikel number=3 tag=”perikanan,muna”]
Kemudian potensi dan pemanfaatan peraiaran payau di 16 kecamatan dengan potensi 26274 hektar termanfaatkan tahun 2015 seluas 1310 hektar, 2017, 1482 hektar dan 2018, 1613 hektar.
Dari perairan payau itu dibudidayakan vaname, windu dan bandeng pada 11 kecamatan dengan potensi 5704 hektar. Tahun 2015, budidaya vaname 369,7, windu 163 dan bandeng 23,25 hektar. 2017, vaname 1609,17 , windu 0,49 dan bandeng 85,00 hektar. 2018, vaname 1773,87, windu 163,49 dan bandeng 72,50 hektar.
Lalu produksi rumput laut di 18 kecamatan sejak tahun 2015-2018, naik turun yang disebabkan faktor cuaca. Tahun 2015 produksi rumput laut 19,668 ton, 2016, 20,404 ton. 2017, 19,734 ton dan 2018, 19,117 ton. Untuk budidaya rumput laut, Rusman Emba berhasil menggaet Yamamoto, investor asal Jepang untuk berinvestasi di Bumi Sowite. Investor berani membeli rumput laut dari petani sebesar Rp 28 ribu/Kg.
“Insyaallah bulan ini (September), Yamamoto akan menandatangani MoU dengan Pemkab,” kata Rusman.
Dalam rangka meningkatkan kapasitas para nelayan dilakukan pelatihan teknis sejak tahun 2017-2018 dengan peserta 180 orang, pelatihan manajemen usaha kelembagaan perikanan 60 orang dan pelatihan pemberdayaan masyarakat nelayan 800 orang.
“Insyaallah nelayan akan terus kami bekali ilmu-ilmu keterampilan,” janjinya.
Sementara untuk mensejahterakan para nelayan dibentuk koperasi. Saat ini jumlah koperasi nelayan di Muna sebanyak 29 yang tersebar di enam kecamatan yakni, Towea, Napabalano, Katobu, Batalaiworu, Marobo dan Duruka.
Disisi lain, ada juga program modal usaha bagi nelayan. Modal usaha tersebut dikelola oleh Badan Layanan Usaha (BLU) melalui Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan Perikanan (LPMUKP) yang bekerja sama dengan Bank Pengkreditan Rakya (BPR) Bahteramas dan BRI dengan suku bunga antara 3-7 persen. Jumlah pinjaman antara Rp 5 juta sampai Rp 100 juta pengembalian selama 5 tahun dengan jaminan sertifikat atau kapal gai.
“Dana pinjamannya tidak terbatas, tergantung permintaan kelompok nelayan,” ungkapnya seraya menambahkan saat ini dana yang sudah dicairkan sebesar kurang lebih Rp 7 M.
Reporter : Naryo
Editor: Sumarlin