MUNA, DETIKSULTRA.COM- DPC PDI-P Kabupaten Muna menjadi salah satu parti yang menjadi rebutan Bakal Calon (Balon) bupati dan wakil bupati yang akan bertarung di Pilkada 2020 mendatang. Terbukti para balon antusias mendaftar di hari pertama pada partai besutan Megawati Soekarno Putri itu.
Sebagai kader PDI-P dan juga petahana, LM Rusman Emba (RE) merupakan figur pertama yng secara resmi mendaftarkan diri, Minggu (7/9/2019). RE tiba di Sekretariat DPC PDI-P di Jalan Bunga Dahlia sekira pukul 13.43 Wita. Ia langsung diterima Desk Pilkada DPC PDI-P Muna, Muhamad Akhirullah untuk mengisi buku daftar tamu. Kemudian oleh Akhirullah dijelaskan terkait syarat dan mekasime yang disusul dengan penyerahan formulir pendaftaran untuk diisi. RE membawa formulir itu dan selanjutnya akan dikembalikan sebelum batas akhir pendaftaran 13 September nanti.
Kata Akhirullah, yang secara resmi mendaftar baru RE. Sementara, LM Baharuddin, Syarifuddin Udu dan LM Rajiun Tumada baru mengutus penghubungnya.
“Yang kita terima baru satu yakni, RE, karena datang langsung sebagai balon,” kata Akhirullah.
Dalam proses pendaftaran, PDI-P mewajibkan para balon yang datang sendiri mengambil dokumen formulir. Hal tersebut guna mencegah terjadinya miskomunikasi apabila dokumen diambil oleh para penghubung.
“Kita lakukan itu karena ada hal-hal tehnis yang disampaikan ke masing-masing balon,” terangnya.
Ketua Bappilu DPC PDI Muna itu mengatakan, dalam melakukan pendaftaran RE tidak membawa kapasitasnya sebagai Ketua Bappilu DPD PDI-P Sultra. Melainkan RE, hadir sebagai balon.
“Pak RE memahami mekanisme itu, walaupun kedepanya juga kami akan koordinasi ke DPD,” ujarnya.
Setelah proses pendaftaran nantinya, desk Pilkada kabupaten akan melakukan verifikasi faktual terhadap dokumen para balon. Kemudian, diserahkan ke DPD untuk diteruskan ke DPP.
“Dokumenya sudah harus masuk ke DPP hingga 23 September,” sebutnya.
Sebagai penentu balon yang akan menunggangi partai berlambang banteng moncong putih itu tentunya adalah DPP. Namun sebelum menentukan siapa yang akan menggunakan pintu PDI-P, DPP akan menurunkan lembaga survey yang kapabel.
“Dalam penetapan balon, tentunya DPP akan mempertimbangkan catatan dari DPC dan DPD berkaitan dengan geopolitik. Ibaratnya bahanya dari DPC,” timpalnya.
Staf ahli DPRD Muna itu juga menegaskan tidak ada ‘mahar’ dalan proses penjaringan. Hal tersebut sebagaimana yang sudah dilakukan seperti sebelum-sebelumnya. Ia mencontohkan kala proses penjaringan Pilkada 2015 lalu, tak satu sen pun mahar yang dipungut dari balon.
“PDI-P menganut sistim kegotong royongan. Jadi yang menyangkut pembiayaan, kader dari DPP hingga DPC bahu-membahu demi meraih kemenangan yang mutlak,” pungkasnya.
Reporter : Naryo
Editor: Sumarlin