Muna Tercatat Jadi Daerah Dengan Kredit Macet Tertinggi di Sultra
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat Kabupaten Muna menjadi daerah dengan Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet tertinggi di wilayah Sultra.
Catatan ini disampaikan oleh Kepala OJK Sultra, Bismi Maulana Nugraha dalam kegiatan Bincang Jasa Keuangan (Bijak) dan Media Gathering bersama Insan Media Sultra, di Kendari, Rabu (11/12/2024).
Bismi mengatakan, terdapat lima daerah di Sultra dengan kredit macet tertinggi yakni Kabupaten Muna, disusul Kendari, Baubau, Kolaka, dan Konawe Selatan (Konsel).
“Muna mencatatkan kredit sebesar Rp2,67 triliun (share 6,69 persen) dengan NPL tertinggi, yaitu 2,03 persen. Kota Kendari dengan kredit sebesar Rp22,48 triliun atau atau 56,41 persen, dengan tingkat NPL sebesar 1,90 persen,” katanya.
Lebih lanjut, untuk Kota Baubau tercatat penyaluran kredit sebesar Rp3,73 triliun (share 9,36 persen) dengan NPL yaitu 1,75 persen. Kolaka tercatat kredit sebesar 6,11 triliun dengan NPL yaitu 1,61 persen.
Sementara itu, dari sisi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Sulawesi Tenggara periode 30 November 2024 telah mencapai Rp3,88 triliun, dengan total rekening mencapai 65.908 debitur.
Penyaluran terbesar terlihat pada sektor perdagangan besar dan eceran, yang mencatat angka Rp1,61 triliun, diikuti oleh sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan dengan Rp1,28 triliun. Kredit yang tersalurkan didominasi oleh segmen mikro, yang menyumbang Rp2,81 triliun, atau sekitar 72,55 persen.
“Ini menunjukkan bahwa program KUR berhasil menjangkau pelaku usaha kecil yang menjadi tulang punggung perekonomian Sultra,” terangnya.
Adapun daerah yang mendominasi penyaluran KUR berada pada Kabupaten Kolaka dengan nilai Rp602,9 miliar dengan share 15,54 persen, disusul oleh Kabupaten Konawe Rp512,1 miliar dan Kabupaten Muna Rp492 miliar.
Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan masing-masing menyumbang lebih dari Rp443 miliar, menempatkan daerah ini dalam posisi strategis sebagai penyokong pertumbuhan UMKM.
Wilayah lainnya, seperti Kabupaten Buton dan Kolaka Utara, juga memberikan kontribusi signifikan, masing-masing sebesar Rp345,3 miliar dan Rp311 miliar.
“Sedangkan wilayah dengan angka penyaluran lebih kecil, seperti Kabupaten Muna Barat dan Konawe Kepulauan, menunjukkan potensi besar untuk peningkatan ke depannya,” ungkapnya.
Distribusi ini menegaskan program KUR telah menjadi katalis penting dalam pengembangan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat di seluruh Sulawesi Tenggara.
Selain itu, kredit UMKM secara keseluruhan menunjukkan perkembangan yang positif. Pangsa kredit UMKM kini telah mencapai 36,07 persen dari total kredit perbankan, yang bernilai Rp40,25 triliun. (cds)
Reporter: Muh Ridwan Kadir
Editor: Wulan