Muna Barat

Jelang Ramadan, Harga Telur Ayam Ras di Mubar Naik hingga 70.000 Per Rak

Dengarkan

MUNA BARAT, DETIKSULTRA.COM – Menjelang Bulan Suci Ramadan, harga telur ayam ras di wilayah Kabupaten Muna Barat merangkak naik di sejumlah pasar tradisional hingga mencapai 70 ribu per rak. Kenaikan harga ini terjadi setelah adanya kenaikan harga beras yang hampir terjadi di seluruh wilayah di Indonesia.

Salah satu penjual telur ayam ras asal Kecamatan Lawa, Serni mengatakan, harga telur yang saat ini melonjak bukan hanya menjadi keluhan bagi konsumen. Namun dampaknya juga ikut dirasakan oleh penjual.

Serni mengaku, dalam pengadaan stok telur, dirinya memesan di wilayah Kabupaten Muna melalui agen dengan harga Rp65.000 per rak. Terkadang, sekali memesan, ia didatangkan 10 rak. Ia kembali memasarkannya harganya mulai Rp67.000 hingga Rp70.000 dengan keuntunganRp2 ribu hingga Rp5 ribu dalam satu rak.

“Jadi harga yang kami tawarkan tidak menentu. Tergantung modal yang kami keluarkan saat pengambilan di agen sesuai dengan jumlah pesanan kami,” ujarnya, Rabu (6/3/2024)

Sementara itu, salah satu agen telur di Tiworo Raya, La Ode Muntu mengatakan, sejak naiknya harga telur ayam ras di pasar, ia biasa menjual dengan harga Rp60.000 hingga Rp65.000. Harga ini disesuaikan dengan kondisi harga di pasaran.

Untuk stok telur ayam ras tersebut, ia mengambil pasokan di daerah Palopo dan Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel) menggunakan armada laut, lalu disalurkan di sejumlah pasar yang ada di Kabupaten Muna dan Muna Barat.

“Kalau pasar di Muna saya jual di pasar Empang, Lasar Lagasa, dan Pasar Sentral Laino. Karena penjual di pasar tersebut langsung mengambil telur tersebut. Termasuk didistribusikan di warung-warung, toko dan kios yang ada di Mubar ” katanya

Pasca naiknya harga, jumlah telur yang didistribusikan maksimalnya hanya 68 rak hingga 100 rak setiap harinya. Padahal sebelumnya, saat harga masih stabil ia bisa mendistribusikan telur 70 hingga 150 rak.

“Tapi pendistribusiannya juga tergantung jumlah pesanan konsumen setiap hari,” sebutnya.

Akibat dari kenaikan harga ini, omset yang didapatkan tidak menentu setiap harinya jika dibandingkan dengan sebelumnya. Apabila harga stabil ia bisa mendapatkan minimal Rp250 ribu hingga Rp300 ribu per hari.

Naiknya harga telur ayam tentu membuat pelanggan mengeluh bahkan banyak konsumen yang merasa dirugikan. Tetapi sebagai agen ia hanya menyesuaikan berdasarkan harga pasar dan penjualan yang ada.

Menurutnya, penyebab kenaikan harga komoditas pangan telah menjadi tradisi saat menjelang Ramadan, sehingga berakibat juga terhadap harga telur.

“Kemungkinan harga sembako lainnya akan naik lagi, apalagi menghadapi bulan ramadan dan lebaran idul fitri,” tutupnya.

Saat di onfirmasi, pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Muna Barat, belum memberikan tanggapan adanya kenaikan harga telur di sejumlah pasar di Mubar. (bds)

 

Reporter: La Ode Darlan
Editor: Wulan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button