Mahasiswa KKN UHO Beri Penyuluhan Budidaya Burung Puyuh Dimasa Pandemi
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Masyarakat di Kecamatan Poasia, Kota Kendari, mendapat penyuluhan pembudidayaan burung puyuh.
Ternak burung puyuh dinilai paling strategis sebagai salah satu alternatif peluang bisnis menjanjikan dimasa pandemi.
Tim KKN Tematik Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo (UHO), mengajak masyarakat membangkitkan kembali roda ekonomi salah satunya melalui budidaya burung puyuh untuk tambahan penghasilan ekonomi masyarakat.
Mahasiswa KKN Tematik UHO bersama tujuh dosennya, sangat antusias memberi penyuluhan kepada masyarakat Kelurahan Andounuhu, Kecamatan Poasia, soal cara memanajemen usaha ternak puyuh yang baik dan benar.
Mulai dari memanajemen perkandangan, manajemen kesehatan (vaksinasi), pembibitan burung puyuh, hingga penetasan dan pembuatan mesin tetas.
“Pada penyuluhan ini warga dan peternak burung puyuh yang ada di Kelurahan Andounuhu yang kami ajak. Tidak banyak, karena masih dalam masa pandemi jadi tidak boleh terlalu banyak. Pada penyuluhan juga kami sangat memperhatikan protokol kesehatan,” ujar Ketua tim KKN tematik Dr. La Ode Arsad Sani usai penyuluhan, Rabu (15/7/2020).
BACA JUGA :
- Jaga Warisan Budaya Wakatobi, ASR Janji Bakal Bangun Museum
- Kuasa Hukum Supriyani Bacakan Pledoi, Sebut Supriyani Tak Terbukti Melakukan Penganiayaan
- PLN NP UP Kendari Salurkan CSR Budidaya Ikan Laut dan Lobster kepada Nelayan Konkep
Lebih rinci dijelaskan, terkait pembuatan mesin tetas sendiri bertujuan untuk meningkatkan daya tetas, karena burung puyuh juga tidak memiliki sifat eram, sehingga mahasiswa bersama dosen berinisiatif membuat mesin tetas yang digunakan sebagai pengganti induk puyuh.
Tujuannya agar peternak bisa meningkatkan bibit burung puyuh tanpa mengandalkan suplay puyuh dari luar daerah. Cara ini sangat mengefisienkan biaya produksi dimasa pandemik Covid-19.
“Jadi dalam mesin tetas harus diperhatikan suhu maupun kelembaban, suhu yang tinggi mengakibatkan embrio mati atau tidak bergerak. Agar embrio tidak mati ditambahkan sumber kelembaban yang dari air dan harus memiliki ventilasi udara untuk pertukaran udara,” ujarnya.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat dapat memperoleh edukasi soal vaksinasi dan manajemen kesehatan ternak, agar burung puyuh tidak mengalami stres dan produktivitasnya sesuai harapan. Produktivitas yang optimal akan menambah penghasilan dimasa pandemik Covid-19.
“Terkait budidaya burung puyuh sendiri, ia menjelaskan manajemen kesehatan maupun vaksinasi akan mempengaruhi produktivitas burung puyuh apabila tidak diperhatikan dengan baik,” kata dia.
Tak dipungkiri, usaha peternakan burung puyuh ikut terpukul dimasa pandemi. Sumardi, salah satu peternak puyuh mengaku usaha ternak burung puyuhnya sebelum pandemi begitu meningkat baik penjualan, sampai produksi telur. Begitu wabah corona melanda, bisnisnya drop dan berdampak pada burung-burung puyuhnya yang banyak mati.
“Sekarang saya jadi paham apa yang harus kita perhatikan supaya penetasannya bagus dan kualitasnya juga lebih baik,” ujarnya.
Reporter: Sesra
Editor: Via