Madawa, Sosok Atlet yang Berjaya dan Pensiun di Lautan Samudera
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Bukan hal baru sosok atlet yang dulunya mengharumkan nama daerah maupun bangsa, kini ketika memasuki masa pensiun menjadi terabaikan walaupun pernah memiliki segudang prestasi.
Sebut saja Madawa (68 th) sosok pria tua renta yang sehari-harinya berprofesi sebagai nelayan, dulunya adalah seorang atlet dayung yang pernah berkiprah membela Kendari diajang Pekan Olahraga Daerah (Porda) Sultra pada tahun 1979 dan 2007 silam.
Ditemui tim Detiksultra.com dirumahnya di Perkampungan Bajo, Kelurahan Bungkutoko, Kecamatan Abeli, Kendari, ia menceritakan kenangan dan masa-masa kejayaannya saat membela Kota Kendari di ajang Porda.
“Pada tahun 1979 saya menjuarai cabang olahraga panahan ikan di Pulau Hari, menyusul tahun 2007 menjadi atlet dayung yang diadakan di Kota Raha, Kabupaten Muna,” ungkapnya.
Sejak menjadi atlet tahun 2007 silam diusia 25 tahun hingga pensiun, dirinya mengaku belum pernah mendapatkan perhatian dari Pemerintah Daerah.
Karena sudah turun gelanggang, sehari-hari ia hanya bisa mengandalkan kemampuannya sebagai nelayan untuk terus melanjutkan kehidupannya.
Laut menjadi tak pernah lepas dari kehidupannya sejal menjati atlet hingga kini hanya berprofesi sebagai nelayan tradisional.
Kondisinya serba minim, dimana memasuki usia 70an tahun, ia masih harus bekerja mencari dan menjual ikan tangkapannya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Derasnya ombak dan kejamnya arus sudah menjadi normal djalani sebagai manusia laut.
Madawa tua hanya pasrah pada kekuatan samudera untuk memberinya seberkah hasil tangkapan ikan, meski rasa lelah diusia tua juga tidak bisa dilawan, namun semangatnya tak pernah padam layaknya seorang atlet.
“Kadang dapat ikannya tidak menentu, kadang banyak, kadang sedikit, bahkan pernah tak dapat apapun. Namun bersyukur kata utamanya,” imbuhnya.
Sangat miris mengingat perhatian pemerintah daerah terhadap mantan atlet lokal bersifat sekadarnya.
Selain Madawa, ada Lasmin mantan atlet dayung asal Sultra yang pernah dipercayakan membawa obor Asia Games silam di Jakarta, juga ada Laode M Karim mantan atlet lari Sultra era 80an, yang kini jadi pemulung, hingga Aco mantan pedayung spesialis perahu naga yang pernah merasakan iven nasional hingga dunia.
Prestasi mereka semua adalah sebuah sejarah yang tidak akan pernah tergantikan dengan prestasi atlet masa kini sekalipun.
Reporter: Gery
Editor: Qs