Konawe Utara

Pemkab Konut Alokasikan Rp19 Miliar Guna Tingkatkan Produksi Petani di Sektor Pertanian

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Pemerintah Kabupaten Konawe Utara (Konut) mengalokasikan sebesar Rp19 miliar dalam rangka meningkatkan hasil produksi petani di sektor pertanian.

Hal ini juga sebagai bagian dari upaya pemerintah daerah untuk menanggulangi inflasi dan mendukung ketahanan pangan.

Dalam mendukung sektor tersebut, Bupati dan Wakil Bupati Konawe Utara secara langsung turun ke lapangan dalam kegiatan panen bawang di Desa Tetewatu, Selasa (2/12/2024).

Kegiatan ini menjadi momen penting dalam pengembangan sektor pertanian lokal, khususnya dalam upaya meningkatkan pasokan bawang yang selama ini menjadi komoditas strategis di Kabupaten Konawe Utara.

Dalam kegiatan tersebut, Bupati Konawe Utara, Ruksamin bersama Wakil Bupati, Abuhaera, Wakil Ketua I DPRD Konawe Utara, Forkopimda, Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Yuliatin, Camat Wiwirano dan Landawe, serta para kepala desa dan lurah di dua kecamatan tersebut turut serta memanen bawang bersama petani setempat.

Ruksamin dalam sambutannya menyampaikan kegiatan ini bukan hanya sekadar panen, tetapi merupakan langkah nyata Pemda Konawe Utara untuk mendorong para petani agar terus produktif.

Hal ini juga sekaligus berperan dalam menekan angka inflasi di daerah, yang mana bawang adalah salah satu komoditas yang sangat penting, dan stabilitas harganya akan berpengaruh besar terhadap inflasi di Konawe Utara.

“Semua biaya kami siapkan, dan keuntungan 100 persen menjadi milik petani,” ujar Ruksamin.

Selain itu, bupati mengungkapkan kebanggaan atas capaian Konawe Utara yang berhasil menekan inflasi di tahun 2023.

Bahkan menjadi satu-satunya daerah di Sulawesi Tenggara yang menerima penghargaan dari pemerintah pusat, diserahkan langsung oleh Wakil Presiden dengan senilai Rp19 miliar.

Dimana dana tersebut sepenuhnya dialokasikan untuk mendukung sektor pertanian dan langsung diberikan kepada petani melalui dinas terkait.

“Dana tersebut tidak digunakan untuk fisik, tetapi langsung kami serahkan ke dinas terkait agar sampai ke petani,” ungkapnya.

Untuk memastikan hasil panen dapat dimanfaatkan secara maksimal, bupati meminta Dinas Ketahanan Pangan membeli langsung hasil panen petani melalui program pangan murah.

“Pak Kadis, di dinas bapak ada anggaran untuk pangan murah. Silakan langsung beli hasil panen ini,” perintahnya.

Panen bawang ini dilakukan di lahan yang dikelola oleh kelompok tani Terowongan Desa Tetewatu yang telah memperoleh pelatihan dan pendampingan dari Dinas Pertanian Kabupaten Konawe Utara.

Dimana dengan pelatihan dan pendampingan tersebut para petani berhasil meningkatkan hasil produksi mereka, yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal dan membantu mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah.

Selaku pimpinan tertinggi di Konawe Utara, Ruksamin dalam kesempatan tersebut juga mengatakan pemerintah daerah terus berkomitmen untuk memperkuat sektor pertanian.

Sektor ini terutama dalam menghadapi tantangan inflasi yang masih menjadi isu utama, dengan meningkatkan hasil pertanian lokal, yang juga tentunya akan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.

Panen bawang ini tidak hanya diharapkan dapat mengurangi dampak inflasi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.

“Ke depan, diharapkan Desa Tetewatu bisa menjadi salah satu sentra produksi bawang di Kabupaten Konawe Utara yang dapat berkontribusi lebih besar dalam ketahanan pangan nasional,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura, Yuliatin dalam laporannya mengungkapkan pengembangan bawang merah di Konawe Utara tahun 2024 sebesar Rp2 miliar.

Ia menjelaskan, penanaman dilakukan dengan pola integrasi di lahan perkebunan sawit, sehingga selain meningkatkan pendapatan dari sawit, petani juga mendapatkan tambahan dari bawang merah.

“Kami menerapkan pola tanam di sela-sela sawit berumur 0-5 tahun dan di sekitar lahan sawit berumur lebih dari 5 tahun. Teknologi modern yang digunakan mampu meningkatkan hasil panen dari 10 ton per hektare menjadi 15 ton per hektare,” kata Yuliatin.

Ia juga menambahkan, pada 2025, Konawe Utara mendapatkan pengembangan kawasan hortikultura seluas 5.005 hektare, termasuk 150 hektare untuk bawang merah.

“Tagline kami adalah sawit berbuah, bawang berseri, petani bahagia,” tutupnya. (kjs)

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button