Kolaka

Dinas Perikanan Sebut Nelayan Kecil Masih Mendominasi di Kolaka

Dengarkan

KOLAKA, DETIKSULTRA.COM – Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kolaka mencatat masyarakat yang bekerja di sektor kemaritiman berkisar kurang lebih 4.235 nelayan. Sehingga pemetaan nelayan di wilayah setempat masih didominasi nelayan kecil atau sekitar 90 persen.

Kepala Dinas Perikanan Kolaka, Agus Salim Pamus, menjelaskan, dilihat dari dimensi kapal dan daerah tangkapan, nelayan Kolaka masih dikategorikan nelayan di sekitar daerah pesisir. Mesikipun demikian, mereka tetap memberikan kontribusi untuk pemenuhan kebutuhan ikan di Kabupaten Kolaka.

Ia lebih lanjut menjelaskan, terkait pemberdayaan nelayan skala kecil, dirinya mengaku pengawasan dari aparat penegak hukum (APH) serta bantuan mesin lebih diutamakan agar wilayah penangkapan ikan nelayan bisa menggeser lebih 4 mil sedikit keluar.

“Sekarang kita ini sudah menghadapi tekanan berat, tekanan berat itu yakni begitu intensifnya aktivitas penangkapan ikan menggunakan bom ikan, serta aktivitas pertambangan ikut mempengaruhi kegiatan masyarakat pesisir, kita juga butuh perhatian pemerinta pusat agar memberikan bantuan berupa mesin kapal bersekala kecil,” katanya, Rabu ( 17/7/2024).

Agus Salim menyampaikan, terkait Undang-Undang Nomor 23 mengenai pemerintah daerah yang melemahkan wewenang kabupaten dalam mencegah pelanggaran penangkapan ikan, yang justru pengelolaannya dialihkan ke provinsi.

“Itulah yang membuat kekhawatiran kami, secara regional, kita sudah adakan pertemuan dengan nelayan di Kolaka karena kewenangan tentang pengelolaan sumber daya itu, akan tetapi bukan berarti kita melakukan pembiaran akan tetap kita awasi,” ujarnya.

lanjut dia, patroli Polairut, angkatan laut, pembinaan serta koordinasi sering dilakukan untuk mencegah terjadinya bom ikan. Akan tetapi modus operandi pelaku bom ikan selalu berkembang.

“Modus operandi yang mereka biasa lakukan pada saat moment air surut, sehingga kapal patroli dan juga pengawasan sukar memantau, seperti hari Jumat orang tengah beribadah dan juga biasa tengah malam ketika orang beristirahat,” ujarnya.

Adapun daerah yang sering dijadikan target bom ikan yakni Kecamatan Anawoi, Dawi-dawi, Samaturu, dan Wolo. Nelayan sekitar juga sering koordinasi dengan pihak polsek setempat, namun tindakan yang diambil belum juga memberikan efek jerah bagi para pelaku. (bds)

Reporter: Andi Lanto
Editor: Biyan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button