kesbangpol sultra
Regional

Datang di Kendari, Gadis 19 Tahun Digauli dan Dijual Pria Hidung Belang

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Reni (Nama samaran) melaporkan tiga pelaku ke polisi, yang telah melecehkan hingga menjualnya ke lelaki hidung belang.

Tiga pelaku yang dilaporkannya ke Polres Kendari (8/12/2020), mereka adalah CO, BO dan Bu, dan tertuang dalam laporan nomor B/9921/XII/2020/Reskrim perihal laporan pengaduan.

Ia menceritakan, awal kejadian itu ketika dirinya ingin bertemu dengan temannya di depan Mall Mandonga pada tanggal 28 November 2020.

Karena korban masih baru dan belum tahu rute di Kota Kendari, lantas kakak kandungnya yang tinggal bersama korban di sebuah kos-kosan, memintanya untuk berjalan kaki sampai di depan Kampus UHO Kendari.

Sampai didepan kampus, korban menumpangi sebuah angkot tujuan Mall Mandonga, sesuai rencana awalnya untuk menemui temannya. Disana ia dijemput dan sempat bermalam di rumah temannya itu.

Disisi lain kakak korban mulai khawatir. Hingga dia mencoba mencari tahu nomor handphone teman adiknya, namun upayanya tidak membuahkan hasil. Sebab pada saat itu adiknya tidak memiliki handphone. Karena khawatir, kakak korban lalu memposting berita kehilangan di sosial media (Sosmed) facebook.

Lanjut cerita, keesokan harinya (29/11/2020) siang, korban menumpangi angkut tujuan kampus dengan harapan ingin kembali ke kos kakak kandungnya.

Namun dalam perjalanan, ia kebingunan dengan rute yang dilewatinya. Akhirnya supir angkut menurunkannya di tengah jalan.

“Tidak tahu dimana saya diturunkan, tidak lama ada ojek yang lewat, katanya ojek lalu saya naik, tapi saya dibawa di tempat lain. Katanya, kita singgah dulu ada yang saya lupa ambil,” ujar korban saat ditemui di Polres Kendari, Jumat (11/12/2020).

Selanjutnya kata Reni, tukang ojek itu pun membawa dirinya disebuah bengkel. Disitu ia diberi minuman teh gelas dengan kemasan yang masih utuh. Tetapi anehnya setelah diminumnya, ia merasa pusing.

“Habis dari bengkel, tukang ojek itu membawa saya yang katanya ke rumah temannya. Saya pikir orang ini baik, dan tidak mungkin dia apa-apakan saya. Nah, sampai di rumah temannya ada beberapa orang dan seorang wanita yang bergaya laki-laki,” katanya.

Dia pun mengaku, disana ia sempat meminta air putih karena merasa kehausan. Namun katanya, setelah beberapa menit meminum minuman yang diberikan oleh tukang ojek itu, korban lantas langsung tak sadarkan diri.

“Minta air minum karena haus, dikasihlah saya air dibotol aqua, tapi bau alkohol, disitu saya dipaksa minum. Setelah saya minum langsung pusing, kepanasan dan tidak sadarkan diri,” umbar dia.

“Sempat saya dengar saya mau diapa-apakan, (dilecehkan) ada yang bilang siapa mau duluan. Tapi disitu saya sudah tidak sadarkan diri, dan pasrah saja,” lanjutnya.

Setelah beberapa lama tidak sadarkan diri, ia pun terbangun dengan kondisi tubuh tanpa busana dan merasa tidak nyaman dibagian vitalnya. Di tempat itu, dirinya sempat mengenali sejumlah nama.

Di hari yang sama, ia lalu dibawa ke kos-kosan yang berada di kawasan Kelurahan Mataiwoi. Di sana dirinya kembali mengalami pelecehan seksual dan penganiayaan.

Korban diancam agar tidak melarikan diri dan tidak berkomunikasi dengan warga dekat kos.

Tapi, korban dibiarkan bergaul dengan komplotan mereka. Karena dibawah ancaman, dirinya terpaksa mengakrabi mereka. Sejumlah nama dan tampang orang-orang tersebut dikenalinya. Hingga ia dikenalkan oleh seorang mucikari.

“Dia (mucikari) sempat bawa saya di hotel, bonceng tiga. Satu teman saya main dengan orang lain. Saya ditawari uang Rp500 ribu untuk berhubungan tapi saya tidak mau. Karena sudah terlanjur di hotel, akhirnya tukang bersih-bersih hotel yang disuruh berhubungan dengan saya,” urainya.

Ia mengaku, di hotel sempat lari menuju jalan utama. Namun dirinya bingung mau ke arah mana dan disaat yang sama rekan pelaku mengejarnya. Mereka menganiaya korban di bagian belakang lalu membawa korban kembali ke kos-kosan.

Terhitung 5 hari Novi berada di bawah kendali komplotan itu. Korban mengatakan dirinya sempat berinteraksi dengan warga tetangga kos-kosan, tapi ia dilarang untuk bercerita kejadian sebenarnya, hingga ia berpikir itulah saatnya meminta pertolongan.

Dia lalu memberanikan diri berkomunikasi dengan seorang ibu lalu menceritakan yang sebenarnya. Ia kemudian diamankan dan disembunyikan dari kawanan pelaku selama tiga hari. Aksi penyelamatan dilakukan ketika kawanan pelaku sedang meninggalkan indekos.

Korban ditempatkan di sebuah kamar kos yang kosong selama tiga hari, tetapi sempat diberi makan dan pakaian ganti oleh warga tersebut. Warga itu pun mulai mencari-cari informasi tentang keluarga korban dengan berselancar di media sosial.

Sang warga akhirnya menemukan postingan kakak korban di facebook lalu menghubungi nomor telepon yang tertera di selebaran informasi itu. Kakak korban awalnya mengaku tak percaya. Sebab, sejak memuat postingan itu, banyak orang yang menghubungi dirinya tapi informasinya tidak benar.

“Saya suruh ibu itu kasi dengar suaranya adeku kalau benar adeku. Ternyata saya dengar suaranya betul. Saya panggil teman-teman untuk menjemput di kos-kosan, adeku selamat langsung saya bawa pulang,” jelas kakak korban.

“Saya sudah laporkan polisi, saya berharap polisi bekerja serius mengungkap kejahatan ini sehingga pelaku segara ditangkap dan kami bisa mendapatkan keadilan,” pintahnya.

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Kendari, AKP Gede Pranata Wiguna menututkan, saat ini kasus pelecehan seksual dalam proses penyelidikan.

“Masih dalam proses penyelidikan,” ungkap dia, Kamis (10/12/2020).

Reporter: Sunarto
Editor: Via

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

AJP ASLI Pilwali Kendari 2024