BOMBANA, DETIKSULTRA.COM – Hari pertama berkantor, Anggota DPRD Bombana langsung dikagetkan dengan kedatangan massa pengunjuk rasa.
Aliansi Mahasiswa, Pemuda dan Lembaga Swadaya Masyarakat (AMP-LSM) menyeruduk akantor DPRD Kabupaten Bombana, menuntut 11 poin permasalahan yang diminta segera ditindaklanjuti.
Dari 11 poin tuntutan massa AMP-LSM, salah satunya yakni sorotan program pendidikan ‘Gembira Cerdas’ yang digagas Pemkab Bombana.
Realisasi program tersebut, dinilai sarat kepentingan dan dianggap tidak tepat sasaran.
“Bayangkan saja, gembira cerdas yang seyogyanya diperuntukkan untuk para mahasiswa yang belum sarjana, malah ada sarjana yang menggunakan Gembira Cerdas,” ujar rezky, salah satu massa aksi.
Kata Rezky, pendidikan di Kabupaten Bombana tidak seindah yang dipaparkan di media, seharusnya Pemkab Bombana turun langsung melihat kondisi sekolah-sekolah yang ada di pelosok desa.
“Kasihan kami lihat SD yang ada di pulau masudu sana, siswanya kurang lebih 100 orang dan hanya punya dua guru saja, itupun PHTT dan mereka suami istri, miris,” ucap Rizky
Menanggapi hal itu, Ketua DPRD terpilih Arsyad mengakui, bahwa program Gembira Cerdas untuk mahasiswa, bukan untuk sarjana. Regulasinya jelas dalam Perbup dan standar nilai perestasi dengan nilai IP tiga koma nol.
“Kalau memang betul-betul ada sarjana yang terima Gembira Cerdas, kirim ke saya namanya dan saya akan tindak lanjuti ke Pansel,” tegas Arsyad.
Arsyad juga meminta, diberi ruang agar membentuk terlebih dahulu alat kelengkapan dewan dan membuat rencana kerja.
“Beri kami dulu ruang untuk membentuk alat kelengkapan, andaikan masih banyak saran – sarannya adik-adik itu, kami akan lebih senang dan akan membuat rencana kerja,” ucap Arsyad.
Sebelum membubarkan diri, massa AMP-LSM meminta seluruh anggota legislatif di ruang rapat untuk komitmen menandatangani 11 poin persetujuan tuntutan massa untuk ditindaklanjuti.
Reporter: Arif
Editor: Dahlan
