KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Deputi Bidang Pengembangan Kompetensi ASN LAN RI, Basseng secara resmi membuka Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) tingkat II angkatan XXXV, bertempat di Aula C Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Sulawesi Tenggara (Sultra), Rabu (14/8/2024).
Pelaksanaan PKN II bertujuan untuk mengembangkan kompetensi manajerial jabatan tinggi pratama eselon II yang memiliki peran dan fungsi untuk menjalankan pemerintahan di instansi masing-masing.
Selain itu, dalam pelatihan tersebut bertujuan untuk terwujudnya ASN yang memiliki kompetensi kepemimpinan strategis dan manajerial untuk menjamin akuntabilitas jabatan.
Dalam laporannya, Kepala BPSDM Sultra Syahruddin Nurdin mengatakan pelatihan ini diikuti sebanyak 60 peserta dari berbagai daerah terdiri dari 17 peserta dari Pemprov Sultra, 12 peserta dari Pemkab Konawe, 8 peserta dari Pemkab Mubar, 5 peserta dari Pemkab Konut.
Selanjutnya, 4 peserta dari Pemkot Kendari, 3 peserta dari Pemkab Busel, 2 peserta dari Konsel, 2 peserta dari Pemkot Baubau, 2 peserta dari Pemkot Buton, 1 peserta dari Pemkab Wakatobi, 4 peserta dari Kepulauan Talibu, Maluku Utara.
Syahruddin menjelaskan terkait komposisi peserta berdasarkan jenis kelamin yakni laki-laki sebanyak 52 orang atau 87 persen dan perempuan 8 orang atau 13 persen.
“Sedangkan berdasarkan pendidikan yaitu S1 sebanyak 17 peserta, S2 sebanyak 40 peserta dan S3 sebanyak 3 peserta,” ungkapnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra, Asrun Lio mengucapkan terimakasih kepada LAN RI beserta jajarannya atas kerjasama dalam pelatihan PKN tingkat II yang dapat kembali diselenggarakan di Sultra sejak 17 tahun vakum.
“Ini bukan hanya sebuah pelatihan, melainkan sebuah momentum penting bagi Sultra dalam upaya meningkatkan kualitas kepemimpinan dan tata kelola pemerintahan yang lebih baik,” katanya.
Lebih lanjut, Asrun merasa bangga dan bersyukur atas pencapaian predikat akreditasi Bintang I sebagai lembaga pelatihan, serta akreditasi A untuk program Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA).
Prestasi ini mencerminkan tidak hanya komitmen pemerintah, tetapi juga kapasitas dan kemampuan untuk menyelenggarakan pelatihan berkualitas tinggi yang siap menghadapi tantangan zaman.
Menurut Sekda, kehadiran para pimpinan dalam PKN ini menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kompetensi pegawai agar dapat menjadi pemimpin yang berkualitas.
” Menghadapi dunia yang kompleks dan dinamis, kemampuan untuk bekerja sama dan menciptakan harmoni sangat diperlukan,” terangnya.
Melalui sinergi semua bisa menggabungkan berbagai keahlian dan pengalaman masing-masing individu untuk mencapai hasil yang lebih baik dan lebih cepat.
Selain itu, pentingnya menciptakan keharmonisan di antara anggota tim dan stakeholders akan meningkatkan kualitas kerja sama dan menciptakan lingkungan kerja yang positif.
Kritik dan saran dari berbagai pihak dapat menjadi masukan berharga untuk meningkatkan pelayanan publik.
Dalam menghadapi tantangan mendatang, kemampuan bersinergi dan menciptakan keharmonisan akan menjadi kunci untuk mengatasi berbagai hambatan.
” Pelatihan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kompetensi kepemimpinan peserta, tetapi juga membantu mereka membangun jejaring kerja yang luas, serta menghasilkan pembelajaran yang manfaatnya dapat dirasakan oleh instansi, masyarakat, bangsa, dan negara,” ungkapnya.
Jenderal ASN itu, mengatakan sesuai tema pembelajaran dalam PKN tingkat II ini sangat relevan dengan kondisi saat ini.
Transformasi ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan pembangunan ekonomi, terutama bagi masyarakat miskin di kawasan industri pertambangan, pariwisata, dan daerah tertinggal.
Masalah tersebut memerlukan perhatian serius dan menjadi tanggung jawab bersama. diperlukan seorang pemimpin yang kreatif dan berintegritas untuk berlatih dalam lingkungan yang kondusif dan nyaman.
“Tidak hanya itu, keterlibatan pimpinan daerah juga menjadi prioritas. ini adalah wujud dari keseriusan dan perhatian kami dalam menciptakan pemimpin-pemimpin yang siap menghadapi tantangan masa depan dan membawa perubahan positif bagi kita semua khususnya Sulawesi Tenggara,” ujarnya.
Asrun berharap melalui pelatihan tersebut dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman baru serta menginspirasi peserta untuk mengambil tindakan yang berdampak.
Tujuannya adalah mencetak pemimpin yang mampu menginspirasi dan memobilisasi perubahan, berani melakukan inovasi, serta beradaptasi dengan dinamika global.
“Bukan lagi sekadar memenuhi syarat untuk jabatan, alumni pelatihan kepemimpinan nasional diharapkan dapat menciptakan terobosan dalam pelayanan publik yang luar biasa, inovatif, dan sesuai harapan masyarakat,” tutupnya.
Di tempat yang sama, Deputi Bidang Pengembangan Kompetensi ASN LAN RI, Basseng mengatakan sebagai instansi pengembangan ASN, kolaborasi ini tidak hanya berhenti dalam PKN II, tetapi meluas dalam pengembangan kompetensi lain.
Menurutnya kerja sama serta kolaborasi ini tetap dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan ke depannya.
Basseng mengungkapkan dalam pengembangan kompetensi, pemimpin perlu tahu makna mendalamnya yakni ketika pegawai ataupun pemimpin mengikuti PKN II ini maka dalam pelatihan ini akan tercipta pemimpin-pemimpin baru.
“Jadi sadar tidak sadar mereka yang mengikuti pelatihan ini akan menjadi calon pemimpin, dan peserta yang telah menjadi pemimpin yang menugaskan pegawainya maka mereka adalah pemimpin sejati,” katanya.
Perlu disadari juga, pemimpin harus mampu memberikan perubahan bukan melanggengkan kekuasaannya, karena pemimpin mempunyai modal untuk melakukan perubahan tersebut.
“Dalam pelatihan ini harapannya ke depannya dapat menghasilkan para pemimpin baru, olehnya itu perlunya peran berbagai daerah di Indonesia untuk bisa menyelenggarakan PKN termasuk Sultra saat ini,” pungkasnya. (Adv)
