KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Di hadapan seluruh tamu undangan dalam pembukaan pameran Hari Pers Nasional (HPN) 2022, Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi memaparkan pertumbuhan ekonomi Sultra.
Ali Mazi menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Sultra pada 2021 cukup memuaskan, dibanding dengan tahun sebelumnya.
Katanya, pertumbuhan ekonomi Sultra berada di kisaran angka 4,2 persen, melampaui atau berada di atas Pertumbuhan Ekonomi Nasional (PEN) yang hanya berkisar di angka 3,7 persen.
Khusus pertumbuhan ekonomi Sultra pada triwulan III 2021 terhadap triwulan III 2020, mengalami pertumbuhan sebesar 3,97 persen (year on year).
Sultra, kata Ali Mazi, berhasil melewati masa-masa sulit pandemi Covid-19 dan secara progresif melakukan pemulihan ekonomi, dengan capaian indikator keberhasilan yang menggembirakan.
Dengan demikian, capaian positif ini harus dijaga bersama dan secara terus menerus ditingkatkan. Oleh karena itu, dibutuhkan kegiatan ekonomi dan investasi secara maksimal dalam rangka mendorong ekonomi Sultra ke arah positif seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Terutama pada masa pandemi Covid-19 yang masih berlangsung saat ini. Salah satunya adalah dengan mendorong pertumbuhan UMKM,” kata Ali Mazi saat membawakan sambutannya di acara pembukaan pameran HPN 2022 di Kendari, Minggu (6/2/2022) malam.
Ia juga menegaskan pentingnya memaksimalkan peningkatan kualitas hasil produksi dan peningkatan nilai tambah yang dihasilkan industri kecil dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Utamanya di era globalisasi yang kian terbuka setiap tahunnya, menyebabkan berbagai produk mancanegara akan menjadi pesaing bagi produk yang dihasilkan oleh industri dalam negeri, khususnya di Sultra.
Selain itu, sektor yang tak kalah pentingnya dan menjadi lokomotif penggerak peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah di masa pandemi ini adalah kinerja investasi.
Sultra mencapai realisasi investasi sebesar Rp21,29 triliun pada 2021. Dengan besaran investasi yang masuk ke daerah, telah mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan pekerjaan yang lebih luas.
Sebagai contoh, pada sektor pertambangan nikel, kehadiran investasi industri pengolahan nikel pada beberapa daerah di Sultra dapat menyerap belasan ribu tenaga kerja lokal.
“Sehingga berdampak positif pada perekonomian masyarakat dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Sultra,” ujar Ali Mazi.
Sebelumnya, Kepala Perwakilan Wilayah (KPw) Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara, Bimo Epyanto menjelaskan, tumbuh positifnya ekonomi Sultra tidak terlepas dari meningkatnya mobilitas dan daya beli masyarakat.
Hal di atas sejalan dengan percepatan program vaksinasi yang dilakukan pemerintah dan perkembangan virus corona 2019 (Covid-19) yang makin membaik.
Hal lain yang turut mempengaruhi membaiknya ekonomi Sultra, adanya peningkatan investasi terutama pembangunan smelter nikel, pengembangan pabrik aspal, industri pengolahan gula dan investasi lainnya.
Kemudian perbaikan kinerja konstruksi seiring dengan percepatan pembangunan berbagi proyek swasta dan proyek pemerintah.
“Pemulihan ekonomi global mendorong perbaikan kinerja ekspor Sultra,” katanya.
Selain itu, faktor base effect juga berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi secara tahunan mengingat kontraksi yang terjadi pada 2020 akibat dampak pandemi Covid-19.
Optimalisasi belanja pemerintah baik untuk penanganan Covid-19 maupun pembangunan proyek pemerintah, ambil andil membaiknya ekonomi di Sultra. (Adv)