DPRD Kendari Tinjau Gudang Agribisnis yang Terdampak Puting Beliung
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – DPRD Kendari melalui komisi II melakukan peninjauan ke lokasi dampak bencana puting beliung di pergudangan agribisnis Dinas Pertanian jembatan batu, Kamis (5/1/2023).
Anggota Komisi II DPRD Kendari, Sahabudin mengatakan, puting beliung yang terjadi pada Desember 2022 lalu juga menyebabkan gudang agribisnis milik Dinas Pertanian mengalami kerusakan, dimana atap gudang tersebut lepas. Sehingga pihaknya berharap OPD terkait, baik Dinas Pertanian maupun BPBD dapat bertindak cepat.
“Pasalnya masyarakat disini kan sudah mengeluarkan uang untuk sewa tenda agribisnis, dalam proses itu ada yang berjalan. Sehingga dengan kondisi ini, masyarakat merasa dirugikan karena sudah melakukan pembayaran,” tutur dia.
Menurutnya pribadi, seharusnya DPRD Kendari tidak perlu turun lapangan jika dari dinas terkait cepat menangani, karena dirugikan adalah para pengusaha atau masyarakat yang sudah kontrak.
“Apalagi per tahun dinas pertanian meraup PAD 116 juta. Kenapa tidak bisa dipergunakan itu semaksimalnya terutama untuk masalah ini,” kata dia.
Kunjungan ini, tidak hanya untuk melihat lokasi dampak puting beliung, tetapi akan melakukan rekomendasi agar yang terkena dampak dilakukan relokasi, bisa dari bantuan tidak terduga.
Diharapkan hari Senin ini sudah ada progres yang dilakukan Dinas Pertanian.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian, Sahuriyanto mengatakan, bangunan yang terdampak puting beliung yakni lima gudang dengan kantor semuanya tujuh. Dari total gudang yang ada sebanyak 11.
Hasil produksi yang disimpan di gudang ini ialah dia jambu mede, kopra, pinang, cengkeh pala, dan merica. Dia bersyukur DPRD Kendari datang berkunjung ke gudang ini.
Ditempat yang sama Herman yang merupakan penyewa gedung mengatakan bahwa beberapa hari setelah terjadinya musibah yang merobohkan gudang tersebut, pihaknya langsung melaporkan hal itu kepada pihak pemerintah kota untuk dicarikan solusi.
“Karena secara kebetulan mereka yang menyewa ini kan Rp7 juta per bulan, tapi rata-rata yang menyewa ini 2 pintu jadi Rp14 juta. Andaikan itu dikembalikan yang secara kebetulan ini masih ada lahan kosong Agribisnis, saya kira kan masih bisa dipakai demi keamanan barang-barang yang ada hari ini. Kita bisa lihat terbengkalai dimana-mana kan,” ungkap dia.
Bahkan dia mengaku pasca musibah terjadi, produksi hasil bumi seperti kopra, jambu mete, merica, pala, buah coklat, kemiri, pinang, cengkeh tidak berjalan lancar seperti biasanya.
Apalagi kata dia, jika turun hujan maka pengusaha akan mengalami kerugian yang banyak.
“Tetap jalan tapi ada sedikit kendala, dan hambatan,” ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya meminta kepada pemerintah Kota Kendari dalam hal ini Dinas Pertanian agar mencarikan solusi demi keamanan barang-barang yang ada di gudang tersebut. (ADV)