Orang Tua Siswa Kaget Uang Komite SMAN 4 Kendari Rp1,7 Juta, Begini Penjelasan Kasek
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Salah satu orang tua siswa yang enggan disebutkan identitasnya mengaku kaget besaran uang sumbangan komite Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Dia menerangkan, uang sumbangan komite yang dibebankan ke setiap orang tua siswa tertuang dalam Komite SMAN 4 Kendari Rancangan Anggaran Program dan Belanja Sekolah (RAPBS) 2023.
Di dalam RAPBS itu, total keseluruhan kegiatan atau program sekolah yang tidak terakomodir dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), termasuk dana ramah tamah perpisahan kelas XII, senilai Rp2 miliar lebih. Sehingga dari rincian itu, orang tua siswa dibebankan untuk menyumbang Rp1,7 juta sekian.
Dia juga menyoroti terkait sumbangan ramah tamah perpisahan Kelas XII. Harusnya bagi orang tua siswa yang anaknya masih duduk di bangku kelas X dan XI tidak perlu menyumbang.
Ia pun meminta agar poin pertama dalam RAPBS itu dihilangkan saja. Selain itu, dia kembali mempertanyakan terkait angka sumbangan yang dipikirnya sangat fantastis nilainya.
“Kita disuruh bayar Rp1,7 juta lebih, baru saya bilang ke wali kelas bahwa kalau nilai itu saya tidak sanggup. Wali kelas anak saya pun bilang jumlah Rp1,7 juta itu bisa juga dibayar kurang,” kata dia saat dihubungi awak media ini, Jumat (19/5/2023).
Menurutnya, sekalipun sumbangan komite masih diberlakukan di sekolah-sekolah, patutnya tidak ada pematokan angka sampai nilainya mencapai jutaan rupiah.
Walaupun rincian program sekolah sudah diterangkan di dalam RAPBS, juga tak sewajarnya ditentukan oleh komite.
Apalagi diketahui, setiap tahun sekolah negeri termasuk SMAN 4 Kendari selalu kecipratan dana BOS.
Jika tujuannya untuk memenuhi kebutuhan program sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, lanjut dia, pihak sekolah kan tinggal mengajukan lagi apa yang menjadi kekurangan sekolah, apabila dana BOS tahun ini tidak mampu memenuhi kebutuhan sekolah.
Meski diakuinya, saat rapat pembahasan uang sumbangan komite dirinya tak hadir karena ada sesuatu hal yang tidak dapat ditinggalkan. Hanya mintanya dia, pihak sekolah jangan mematok dengan jumlah sekian.
Penerjemahan sumbangan itu seikhlasnya, tak ada patok mematok. Sekalipun ada rincian yang dibebankan, tetapi tidak serta merta pihak sekolah melakukan pematokan, cukup berikan keleluasaan pada orang tua siswa untuk menyumbang semampunya.
Ditambah menurut pengetahuan dia, biaya sekolah tidak lagi ditanggungkan kepada orang tua. Semua sudah ditanggung pemerintah melalui dana BOS yang 30 persen dari APBN dan 20 persen dari APBD.
“Yang menjadi pertanyaan apakah masih ada sumbangan komite? Karena selama ini, sudah dua anak saya sekolah di SMAN 4 Kendari, tidak ada sumbangan, apalagi sampai nilainya seperti itu. Nanti ada ketika anak saya yang saat ini duduk di kelas X. Jika diminta membayar, ya saya bilang akan menyumbang seikhlasnya,” jelasnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 4 Kendari, Liyu mengatakan jika ada orang tua siswa yang memprotes soal sumbangan, pasti saat rapat pembahasan komite yang bersangkutan tidak hadir.
Kemudian, perihal nilai yang tercantum di dalam RAPBS tersebut, sebenarnya itu bukan keinginan pihak sekolah maupun komite, melainkan persetujuan orang tua siswa itu sendiri yang hadir pada saat itu.
Yang mana disaat rapat, pihak sekolah mencoba memaparkan kekurangan sekolah yang tidak terakomodir di dana BOS tahun ini, dengan rincian program sekolah dalam mendukung peningkatan mutu pendidikan.
Dari total keseluruhan kebutuhan sekolah, para orang tua pun membagi dari jumlah siswa dengan anggaran yang dibutuhkan, sehingga muncullah nilai sumbangan tersebut.
Namun prinsipnya nilai sumbangan itu bukan sebuah patokan, orang tua siswa tidak pernah diminta atau dipaksa untuk menyumbang sebagaimana yang tertera pada RAPBS.
“Di sini tidak ada kata minimal maksimal, tidak ada paksaan dan bukan iuran. Intinya pihak sekolah menerima sumbangan berapa pun nilainya, seikhlasnya. Biar juga sumbangan besar kalau tidak ikhlas mending jangan,” tutur dia.
Sehingga ia meminta kepada orang tua siswa ketika diundang rapat, sekiranya bisa menyempatkan diri agar mengetahui topik masalah dan seperti apa hasil dari rapat itu sendiri. Supaya ke depan, tidak terjadi lagi mispersepsi antara orang tua siswa dan pihak sekolah.
Dia menerangkan, orang tua diundang ke sekolah kan banyak hal, bukan persoalan komite saja. Tetapi persoalan lain yang menyangkut kelanjutan pendidikan anak mereka.
Olehnya itu, dia menegaskan pihaknya hanya berupaya memenuhi kebutuhan sekolah yang tak terpenuhi semuanya di dana BOS. Ini juga dilakukan demi meningkatkan mutu pendidikan di SMAN 4 Kendari.
Namun tambah dia, pihaknya tidak pernah melakukan pemaksaan pada orang tua siswa untuk menyumbang apalagi sampai mematok nilai sumbangan.
Adapun ada total nilai yang dibebankan, itu hanya sebatas angka berdasarkan hasil akumulasi dan itu bukan sebuah patokan, tergantung keikhlasan orang tua siswa. (bds)
Reporter: Sunarto
Editor: Biyan