Pendemo Minta Maaf ke PT. Tiran, Humas: Kami Sudah Menjalankan Kewajiban
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Aksi Demonstrasi menuntut hak yang dilakukan warga Konawe Utara (Konut), berujung pada pembakaran jembatan penghubung jalan produksi PT. Tiran Indonesia Group, Jumat (23/4/2021).
Akibatnya, 13 orang diamanakan pihak Kepolisian Resor (Polres) Konut, karena diduga telah melakukan tindakan melawan hukum.
Namun kini, perbuatan yang awalnya dilakukan 13 orang terduga ini, menyatakan permohonan maaf mereka, terhadap perusahaan PT. Tiran Indonesia Group.
Adapun permohonan maaf itu, di wakilkan oleh Kordinator Lapangan (Korlap) massa aksi, Mustaman, Minggu (24/4/2021).
Mustaman bilang, pihaknya menyatakan secara terbuka permohonan maafnya kepada PT. Tiran Indonesia Group atas kejadian tersebut, dan tentunya mereka sangat menyesalkan tindakan melawan hukum itu.
“Atas peristiwa demonstrasi yang terjadi Jumat lalu, kami meminta maaf kepada PT. Tiran atas tindakan kami,” ucapnya.
Lebih lanjut, perihal dugaan tindakan represif pihak kepolisian, dia memastikan tidak ada hal demikian yang dilakukan oleh kepolisian.
Tak hanya itu, dirinya juga mengingatkan agar tidak ada pihak lain yang memanfaatkan kejadian ini untuk kepentingan dirinya.
“Kami menegaskan jangan ada pihak lain yang menempatkan kejadian ini untuk kepentingan dirinya atau kelompoknya,” jelas Mustaman.
Ditempat yang berbeda, Humas PT. Tiran Indonesia Group, La Pili, mengatakan, dirinya sangat menyambut baik permintaan maaf pendemo terhadap perusahaan.
Sebab, menurut dia, sewaktu warga melalukan aksi demonstrasi di lokasi perusahaan, pihaknya sudah melakukan langkah-langkah persuasif terhadap warga untuk menyahuti apsirasi mereka.
Bahkan dari langkah itu, lahir sebuah solusi yang menjadi kesepakatan bersama antar perusahaan dan warga, dalam melarai persoalan yang ada.
“Pelaku sudah kembali ke rumah mereka masing-masing dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya,” kata La Pili.
“Adapun fasilitas yang rusak saat demo pihak perusahaan akan memperbaiki semua” sambungnya.
La Pili pun berharap, kedepan perusahan dan warga dapat bekerjasama dalam rangka bahu membahu membuka lapangan pekerjaan, untuk masyarakat sekitar perusahaan.
“Apalagi kondisi saat ini, ekonomi semakin sulit yang berdampak bertambahnya kemiskinan, pengangguran, dan lain sebagainya,” beber dia.
Menurut La Pili, sejak PT Tiran Indonesia Group di Lameruru beroperasi, perusahaan selalu memberikan CSR sebagai kewajiban perusahaan dan tali asih terhadap lima desa yang masuk dalam wilayah konsensi perusahaan.
Bahkan, lanjut dia, sebagai bentuk kepedulian PT. Tiran Indonesia Group kepada masyarakat di sekitar perusahaan, di bulan suci Ramadan ini, pihak sudah memberikan ribuan paket Ramadan di tiap-tiap rumah tanpa terkecuali.
“Masyarakat di sekitar lokasi pun banyak yang direkrut untuk kerja. 95 persen karyawan PT. Tiran dari masyarakat sekitar. Sehingga, secara umum mereka nyaman dengan keberadaan PT. Tiran. Hanya terkadang ada oknum atau pihak-pihak tertentu yang mencoba memprovokasi saja. Jadi kami sangat berharap, agar kami dari pengusaha pribumi mendapat dukungan penuh,” imbuhnya.
Ditambahkannya, ada satu desa yang baru saja masuk dalam wilayah garapan PT. Tiran Indonesia Group, meminta kompensasi hutan.
Hanya untuk permintaan dimaksud tidak mungkin dipenuhi, karena lahan tersebut adalah Lahan Hutan Produksi (LHP) yang sudah bayarkan ke negara.
Reporter: Sunarto
Editor: Via