Mahasiswa UHO Ajak Pelajar Hadapi Covid-19 Dengan Metode SQEFT
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari mengajak pelajari di 10 Kelurahan yang terdapat di Kota Kendari, Kabupaten Muna, dan Kabupaten Buton Utara untuk menghadapi situasi di tengah pandemi Covid-19 di Kota Kendari dengan metode Spiritual Qur’anic Emotional Freedom Technique (SQEFT).
Para mahasiswa dan dosen yakni Arvyaty, Suhar, Saleh, dan Ikman yang tergabung dalam tim KKN Tematik Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UHO memilih metode ini untuk Pemanfaatan Spiritual Qur’anic Emotional Freedom Technique (SQEFT) untuk Penanggulangan Dampak Covid-19.
Ketua Dosen Pembimbing Lapangan KKN UHO 2020, Arvyaty mengatakan, SQEFT yang disosialisasikan dan diterapkan kepada siswa SMP/sederajat serta SMA/sederajat, merupakan terapi penguatan psikologi siswa untuk mencegah terjadinya stres, kecemasan, dan trauma, yang banyak melanda masyarakat khususnya siswa selama masa pandemi Covid-19.
“Ini terutama karena sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) yang umumnya masih kurang familiar bagi siswa terutama jika menghadapi ujian secara online,” ujarnya ditemui Sabtu (25/7/2020).
Ia juga menjelaskan, Metode SQEFT berasal dari terapi ruqyah, dengan menggunakan unsur tauhid yaitu konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah. Terapi ini tidak bisa digunakan agama lain, karena tauhidnya yang harus jelas.
BACA JUGA:
- Keamanan Logistik Pilkada Jadi Prioritas Utama, Kapolda Sultra Tinjau Langsung Gudang Logistik KPU
- Anggota DPR RI Ahmad Safei Sosialisasi Jaminan Sosial Ketenagakerjaan kepada Masyarakat Kolaka.
- 12 Mucikari Protitusi Online Diamankan Ditreskrimum Polda Sultra
“Terapi ini menggabungkan tehnik akupuntur dan tauhid untuk mengatasi masalah atau ketika butuh ketenangan jiwa. Tips dalam terapi ini diantaranya mendengarkan ayat suci Alquran, kemudian menguatkan tauhid (percaya bahwa segala sesuatunya ditentukan oleh Allah SWT), praktek wudhu dan sholat yang sesuai syari’ah dan berdzikir dan mengucapkan hamdalah untuk mengakhiri proses terapi SQEFT,” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang siswa penerima manfaat asal SMAN 2 Raha, SIntawati mengatakan setelah menjalani terapi, yang sebelumnya cepat tersinggung dan marah terasa sudah berkurang sehingga hatinya lebih tenang, lebih penurut pada orang tua, sholat lebih teratur dan tepat waktu.
“sebelum terapi, kami diberi penguatan tauhid dan aqidah. Praktek wudhu dan sholat sesuai syari’ah juga dilakukan bersama timbul kesadaran bagaimana pentingnya sholat, bukan sekedar rutinitas fisik tetapi sarana berhubungan dengan Allah SWT,” kata dia melalui pesan WhatsApp, Sabtu (25/7/2020)
Untuk diketahui, kelebihan dari SQEFT karena semua langkah terapi yang dilakukan selalu menggunakan ayat-ayat suci Al Qur’an
Reporter: Sesra
Editor: Yais Yaddi