KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Minimnya tenaga perawat di negara – negara maju, membuka peluang bagi perawat khususnya di Sulawesi Tenggara untuk bekerja di luar negeri.
Hal itu disampaikan anggota komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR – RI) Edy Wuryanto saat menghadiri seminar nasional yang diselenggarakan oleh Al – Kobar Health Centre dan INTC – AHC Sultra di Gedung PKM Poltekkes Kendari, Minggu (29/12/2019).
Kepada wartawan, Edy Wuryanto mengatakan negara di bagian Timur Tengah dan Asia Timur cenderung masyarakatnya enggan menjadi perawat, akibatnya terjadi kekosongan perawat di rumah sakit.
Untuk mengantisipasi kekosongan ini, negara yang minim perawat kemudian melakukan perekrutan tenaga perawat dari luar negaranya.
“Seperti Jepang, Taiwan dan negara Timur Tengah itu masyarakatnya enggan untuk menjadi perawat. Ini peluang besar buat kita, khusunya Sultra punya potensi besar kalau tidak akan diambil oleh negara yang siap, seperti Philipina,” kata dia.
“Oleh karenanya saya datang kesini (Kendari) membawakan materi untuk menggairahkan paradigma berpikir mahasiswa atau profesi kesehatan yang masih muda, untuk berfikir menyiapkan diri, kalau tidak kita kalah,” sambungnya.
BACA JUGA :
Dia juga tak menapikan, jika di era globalisasi ini, memaksa masyarakat Indonesia untuk bersaing dengan masyarakat luar, bukan hanya pada sektor kesehatan saja tetapi diberbagai sektor lainnya.
“Tenaga kerja luar masuk, tenaga kerja kita juga keluar. Jadi kita harus perkuat di SDM masyarakat kita, namun jika pola pikir kita tidak mau menyiapkan diri, maka selesai,” katanya.
Dalam membangun SDM, DPR-RI telah menyepakati untuk menaikan anggaran di sektor SDM kesehatan. Kedepannya sudah harus ada pusat – pusat pelatihan dan sertifikasi bagi perawat yang bakal bekerja di luar negeri.
“Kelemahan kita disertifikasi, kedepannya harus ada pusat pelatihan menjadi tempat pelatihan dan sertifikasi bagi perawat,” tukasnya.
Reporter: Sunarto
Editor: Qs
