Kemah Literasi Anoa: Sebar Cerita Menarik Bahasa, Sastra, dan sosial
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Berawal dari diskusi Kampung Literasi yang diselenggaraan oleh Laskar Sastra FKIP UHO di pelataran FKIP UHO, melahirkan gagasan kegiatan Kemah Literasi Anoa yang diselenggarakan pada tanggal 7 s.d 8 Desember 2019.
Para penggiat literasi yang ikut serta dalam kegiatan ini terdiri dari berbagai komunitas kampus maupun masyarakat, seperti Laskar Sastra, Lingkar Relawan dan Literasi (LIANSI), Gubuk Gila, Sahabat Bumi Literasi, Perpustakaan Mini Wanderer, Rimba Pustaka, Ransel Pustaka, Rumah Buku Firza, HMPS Perpustakaan, Lapak Baca Rongsokan, Rumah Baca Laica Abbacang, Lapak Baca Berdikari, Suluh Gerak Kolektif, Komunitas Sultra Heritage, dan Kelas Kepenulisan Katarsis.
Kegiatan ini bertujuan untuk menyebarkan cerita menarik tentang literasi, bahasa, sastra dan sosial.
Terdapat tiga narasumber, dalam Kemah Litarsi Anoa 2019 yakni Ahid Hidayat, yang membahas tentang “Peta dan Perekembangan Komunitas Literasi”, kemudian dilanjutkan oleh Syaifuddin Gani sebagai narasumber kedua dengan pembahasan “Berbagi Pengalaman dalam Bergiat Literasi”, dan narasumber terakhir Irianto Ibrahim, yang membahas “Menulis dan Bercerita”.
Ahid Hidayat menggambarkan berbagai macam cerita yang berkaitan dengan pengalamannya untuk menjadi seorang penyunting, salah satunya cerita pengorbanannya ketika akan mengikuti pelatihan penyuntingan yang diselenggarakan di luar daerah.
BACA JUGA :
Ia mengatakan segala pengorbanan tidak akan sia-sia, bahkan ia menyarankan kepada para penggiat literasi untuk membuka lapak baca di suatu daerah, sesuai dengan kebutuhan lingkungan masyarakat.
Selanjutnya dengan materi “Berbagai Pengalaman dalam Bergiat Litrasi”, Syaifuddin Gani menyampaikan kisah inspiratif yang bermula dari keinginan untuk menulis surat kepada kekasih. Kesetiaan inilah yang memberinya kemampuan untuk menjadi penyair muda saat itu. Dengan kesetiaanlah, suka dan duka yang tertuai ke berbagai sastrawan lainnya, tidak membuatnya berhenti berkarya.
Sementara Irianto Ibrahim (Anto La Malonda) dengan materi “Menulis dan Bercerita”, dengan fasih bercerita metode yang santai penuh komedi.
Diskusi berlangsung masyuk, semua orang yang tergabung dalam lingkaran diskusi terlena pada keindahan pembahasan, tanpa memikirkan teka-teki makna yang terkandung dalam pembahasan terakhir dan pada akhirnya tiba pada kesimpulan yakni “Waktu”.
Reporter: M1
editor : QS