Mahasiswa IAIN Raih Juara II Lomba PCTA se-Sultra
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, kembali mengukir prestasi lewat lomba Parade Cinta Tanah Air (PCTA) tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan RI.
Misbahul Ma’ruf dan Ulfi Nur Ma’rifah adalah dua mahasiswa yang berhasil mencuri perhatian dewan juri lewat produk inovasi mereka yang diberi brand AKUMO atau Abon Kaluku Meambo cap kepala udang dan KAPANG atau Kaldu Alami Cap Kepala Udang. Atas karya inovasi itu, mereka ditetapkan sebagai Juara II Lomba PCTA tingkat perguruan tinggi se-Sultra tahun 2019.
Program PCTA ini merupakan salah satu program kementerian Pertahanan RI yang bertujuan menumbuhkan rasa cinta tanah air kepada anak-anak muda. Bentuk bela negara bagi mahasiswa tidak harus membawa senjata, tetapi berpikir kreatif dan inovatif serta mencipatakan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat juga merupakan salah bentuk dari rasa cinta tanah air.
Kegiatan PCTA yang digelar Aula Fakultas MIPA Universitas Haluoleo, diikuti oleh 20 tim terpilih dari berbagai perguruan tinggi di Sulawesi Tenggara. Misbahul, saat ditemui usai pengumuman lomba menjelaskan bahwa produk AKUMO dan KAPANG adalah hasil eksperimen yang mereka lakukan selama beberapa waktu terakhir di bawah bimbingan dosen entrepreneurship, Leni Saleh, M.Sc
Produk itu kini telah dijual secara luas di beberapa gerai oleh-oleh khas Kendari seperti di Bandara Haluoleo dan sejumlah hotel berbintang di Kota Kendari. Produk AKUMO dijual dengan kemasan 80 gram seharga Rp 10 ribu dan KAPANG dikemas dengan berat 60 gram dan dibandrol seharga Rp 13 ribu.
Misbah dan Ulfi juga pernah mempresentasikan produk AKUMO dan KAPANG di Malaysia pada Januari 2019. Meski belum mendapat penghargaan, produk ini cukup mendapat apresiasi dikarenakan menggunakan olahan bahan baku yang selama ini terbuang menjadi sampah.
Bahan baku pembuatan kedua produk ini diperoleh secara cuma-cuma dari eksportir udang PT Sultra Tuna Samudera yang berkedudukan di kota Kendari. Sedikitnya 5 kali dalam seminggu perusahaan ini membuang ratusan kilogram kepala udang yang tidak terpakai untuk kebutuhan ekspor.
“Ide untuk mengolah kepala udang ini awalnya karena keprihatinan kami atas banyaknya sisa kepala udang yang terbuang sia-sia padahal masih bisa dimafaatkan, untuk itu kami mengolahnya agar mendatangkan nilai ekonomi,” jelas Misbah.
Kini mereka sedang menyiapkan dokumen izin usaha perdagangan, izin edar dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan serta sertifikat halal dari MUI sebagai jaminan kualitas produk.
Produk AKUMO dan KAPANG diproses secara alami tanpa bahan pengawet, higienis dan bebas dari bahan berbahaya. Menurut hasil penelitian Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelutan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI menyebutkan, limbah udang yang telah diproses berfungsi sebagai anti bakteri, anti jamur dan anti kanker.
Reporter:Endah Novita Sari
Editor: Dahlan