KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Kepala Bidang Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperidag) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Sapoan mengatakan, komoditi nikel sebagai menyumbang ekspor terbesar, tahun lalu. Bahkan meningkat dibanding tahun 2016.
“Secara umum ekspor di Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan dua kali lipat dibanding tahun 2016, terkhusus ekspor nikel di 2017. Mencapai sembilan puluh sembilan persen. Paling besar untuk ekspor di Sultra dikontribusi nikel dengan kisaran USD 225.017.699.94,” jelllasnya.
Perusahaaan diberikan keleluasaan dalam hal produksi. Tidak ada batasan tonnase yang harus diekspor. “Tergantung kemampuan produksi dan kesediaan negara tujuan. Biasanya mereka sudah kerja sama antara perusahaan dan pasar luar negeri, pastinya tidak ada batasan,” paparnya.
Pemerintah membantu pihak perusahaan dalam mendapatkan surat keterangan asal untuk penurunan biaya masuk. Tanpa sertifikat ekspor dikenakan biaya masuk negara tujuan sebesar 10 hingga 30 persen. Sementara sesuai perjanjian antar negaratanpa bayar.
Ia menambahkan, tahun 2018, ekspor nikel juga bakal meningkat. Sayangnya belum ada penetapan target. Masih menunggu rapat bersama Kementrian Perdagangan.
Reporter: Putra
Editor: Cuncun
