RS Jantung Kendari Sukses Lakukan Operasi Perdana Bedah Pintas Arteri Koroner
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Rumah Sakit Jantung Oputa Yi Koo Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) sukses melakukan operasi jantung perdana pada Jumat (6/12/2024).
Operasi yang dilakukan yaitu bedah pintas arteri koroner yang melibatkan kolaborasi 9 tenaga ahli RS Jantung Harapan Kita Jakarta dan dokter serta staf medis RS Jantung Sultra kepada pasien seorang lansia laki-laki.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin berkesempatan mengunjungi pasien operasi jantung perdana di Kota Kendari ini pada Sabtu (7/12/2024).
Diketahui, RS Jantung Kendari sejak diresmikan 2023, menjadi tempat ke 24 di Indonesia yang bisa melakukan operasi jantung terbuka (bypass). Jenis operasi ini, salah satu bedah jantung dengan alur dan proses hang cukup rumit.
Saat tiba di RS Jantung Kota Kendari, Budi Gunadi langsung menuju ke ruang perawatan ICU Jantung lantai III. Dia ditemani Pj Gubernur Sulawesi Tenggara Andap Budhi Revianto.
Saat bertemu pasien, Budi Gunadi sempat berbicara sedikit dengan pasien operasi. Direktur RS Jantung Harapan Kita Dr Iwan Dakota, serta spesialis jantung Dr dr Hananto Adriantoro serta tim dokter RS G Kita.
Dia berpesan kepada pasien, setelah operasi jantung, pasien sebaiknya berhenti total merokok, mengurangi asupan gula dan garam, memantau tekanan darah dan memperbanyak olahraga selama 30 menit sehari.
Dia mengatakan, saat ini Kementerian Kesehatan RI berupaya menyuplai peralatan maksimal bagi rumah sakit di Indonesia. Salah satunya, dengan bantuan alat Catheterization Laboratory (Cath Lab) bagi 514 rumah sakit di seluruh Indonesia. Hal ini akan memudahkan warga Sulawesi Tenggara agar tak perlu berobat lagi hingga ke Kota Makassar, Sulawesi Selatan atau Jakarta untuk sakit stroke dan jantung.
“Harapan saya ketika RS Jantung Sulawesi Tenggara bisa pasang bypass, warga Kota Kendari tak perlu keluar ke Jakarta untuk operasi,” ujar Budi Gunadi.
Terkait bantuan peralatan, Budi Gunadi memastikan akan memberikan bantuan kepada RS Jantung Sultra. Namun, catatan penting, bantuan akan diberikan untuk peralatan yang paling sering digunakan.
“Misal, bantuan catch lab untuk rumah sakit jantung dalam sebulan harus digunakan oleh 150 pasien, bantuan peralatan untuk penyakit kanker harus digunakan 500 orang pasien,” ujar Budi Gunadi.
Dia melanjutkan, selain alat Catch Lab, yang paling penting untuk dibantu yakni sumber daya manusia. Dalam hal ini ketersediaan dokter spesialis pembuluh darah atau dokter penyakit dalam konsultan kardiovaskular. Begitupun untuk jenis penyakit stroke, harus ada spesialis saraf dan spesialis radiologi.
Penjabat Gubernur Sulawesi Tenggara Anda Budhi Revianto mengapresiasi kunjungan Menteri Kesehatan RI. Kata Andap, kedatangan Budhi Gunadi menjadi salah satu perhatian penting pemerintah pusat dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto terhadap warga Sulawesi Tenggara.
“Apresiasi kami dari masyarakat Sultra, atas perhatian Presiden RI atas upaya peningkatan mutu kesehatan masyarakat dan sebagai langkah nyata sebagai implementasi gerak cepat pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di sektor kesehatan,” ujar Andap Budhi Revianto.
Dia berharap, dengan adanya bantuan yang diberikan pemerintah pusat terhadap peningkatan kualitas dokter di Sultra, mampu menciptakan tenaga medis profesional, terampil dan berdaya guna.
“Kami berharap kepada Bapak Presiden RI Prabowo dan Menteri Kesehatan, dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang kesehatan, tetap memberikan bantuan beasiswa bagi jenjang dokter spesialis di Sulawesi Tenggara serta peningkatan kualitas peralatan rumah sakit,” kata Andap.
Diketahui, saat ini ketersediaan tenaga medis di RS Jantung Oputa Yi Koo sudah memiliki tim dokter jantung. Diantaranya, dokter Bedah jantung terdiri 3 orang spesialis. Saat ini, tiga orang dokter lainnya, dalam masa sekolah mengambil gelar spesialis.
Sisanya, nurse crab 2 orang, perawat anestesi 2 orang, perfusionis 2 orang (kurang 1 orang), dokter ICU 1 orang dan perawat ahli ICU 2 orang.
Direktur RS Jantung Sulawesi Tenggara, dr Algazali mengatakan, pihak Pemprov Sultra bangga usai berhasil menyelesaikan operasi perdana bedah jantung pintas arteri koroner. Kata dia, langkah ini merupakan program prioritas dari Gubernur Sulawesi Tenggara sebelumnya, Bapak Ali Mazi dan Wakil Gubernur Bapak Lukman Abunawas.
“Pembangunan rumah sakit ini dimulai pada tahun 2019 melalui PT SMI dengan dukungan dana PEN, yang menghasilkan berbagai peralatan canggih, termasuk CT Scan, mikroskop, dan berbagai peralatan medis lainnya. Alhamdulillah, peralatan-peralatan ini menjadikan RSJPDO Oputa Yi Koo sebagai rumah sakit dengan fasilitas terbaik di Sulawesi Tenggara,” ujar dr Algazali.
Selain itu, dr Algazali juga mengucapkan terima kasih kepada Menteri Kesehatan, yang meskipun memiliki kesibukan padat, tetap meluangkan waktu untuk mengunjungi Sulawesi Tenggara demi mendukung kemajuan fasilitas kesehatan di daerah ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Dinas Cipta Karya dan Kepala Dinas Kesehatan, serta berbagai pihak yang telah bekerja keras mewujudkan pembangunan rumah sakit ini.
Dalam sambutannya, dr. Al-Ghazali menekankan pentingnya penanganan penyakit jantung dan stroke, yang merupakan penyakit pembunuh diam-diam (silent killer). Ia berharap ke depan masyarakat Sulawesi Tenggara tidak perlu lagi pergi ke Makassar atau Jakarta untuk mendapatkan pelayanan medis, karena RSJPDO Oputa Yi Koo sudah siap memberikan layanan terbaik di bidang kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Namun, ia juga mengungkapkan bahwa hingga saat ini rumah sakit tersebut belum menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan. Hal ini menjadi tantangan yang tengah diupayakan agar masyarakat Sulawesi Tenggara dapat memanfaatkan fasilitas rumah sakit ini dengan lebih mudah. (*)