Metro Kendari

Antisipasi Kerusuhan di Rutan dan Lapas, Kemenkumam Sultra Galakan Penamas

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Mebina masyarakat yang tersandung kasus kriminal harus penuh kewaspadaan. Hal tersebut sebagai antisipasi terjadinya kekacauan atau kerusuhan.

Maka dari itu Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kanwil Kumham) Sultra meminta Kepala Rumah Tahanan (Karutan) dan Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) untuk mengantisipasi kerusuhan dengan cara humanis kepada warga binaan.

Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Sultra, Muslim mengatakan pendekatan humanis dilakukan untuk lebih mendekatkan diri pada WBP.

Sebagai antisipasi peristiwa ganguan ketertiban dan keamanan, pihaknya memiliki tanggung jawab terkait pembinaan kemasyarakatan yang terjerat hukum.

“Untuk itu harus ada langkah langkah strategis yang dilakukan, guna menghindari masalah yang tak di inginkan. Utamanya yang syarat akan SOP,” katanya, Senin (23/8/2021).

Dirinya menjelaskan, sejak Kanwil Kemenkumham Sultra dipimpin Silvester Sili Laba banyak hal positif yang diberikan. Salah satunya, yang menjadi unggulan adalah program Penamas (Pendekatan Humanis di Bidang Kemasyarakatan).
Makna dari program tersebut, terjalinnya hubungan emosional antara petugas dan warga binaan pemasyarakatan.

“Sejak pak Kanwil ada di Sulawesi Tenggara, hal yang diutamakan adalah pendekatan humanisme kepada siapapun termasuk warga binaan. Seluruh Rutan dan Lapas yang ada di Sultra diharapkan mampu menjalin keharmonisan antara petugas dan warga binaan,” ujarnya.

Dalam melakukan pembinaan, lanjut ia, didasari dengan pendekatan yang berprikemanusian. Tak ada lagi indikasi kekerasan yang dilakukan. Kendati demikian, jika melakukan pelanggaran, sanksi tetap dikedepankan. Sesuai tingkatan pelanggarannya.

Salah satu bentuk membangun hubungan harmonisnya, kata Muslim, pihaknya duduk makan bersama warga binaan. Sederhana namun syarat makna. Apalagi semua napi bisa bangga duduk bersama Kakanwil. Keakraban dan kekeluargaan jadi poinnya.

“Apa yang dilakukan ini sebagai bentuk memanusiakan manusia. Antara petugas dan warga binaan tak ada jarak secara emosional, kendati demikian secara aturan dan Profesionalisme kerja, kami tetap menjalankan sebaik baiknya,” pungkasnya.

Reporter: Sunarto
Editor: Via

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button