Metro Kendari

Dinkes Kendari Catat 140 Kasus DBD, Puskesmas Lepolepo Rawat Kasus Terbanyak

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Dinas Kesehatan Kota Kendari mencatat 140 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang Januari hingga Mei 2022. Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Kendari, Elfi mengatakan, dari 140 kasus tersebut, wilayah yang paling tinggi kasusnya yakni di wilayah kerja Puskesmas Lepolepo di Kecamatan Baruga, yakni 25 kasus.

Kemudian, Puskesmas Kemaraya Kecamatan Kendari Barat dengan 22 kasus, lalu Puskesmas Puuwatu Kecamatan Puuwatu sebanyak 19 kasus.

“Kemudian, Puskesmas Wuawua 15 kasus, Jati Raya 16 kasus, Perumnas 14 kasus, Poasia dan Mekar masing-masing 10 kasus, Mata 4 kasus, Kandai 3 kasus dan Labibia 2 kasus,” ujar Ellfi saat ditemui diruang kerjanya, Jumat (24/6/2022).

Sementara di wilayah kerja Puskesmas Benubenua, Mokoau, Abeli dan Nambo masih nol kasus. Ia mengatakan, saat ini belum ada penambahan kasus meninggal akibat DBD.

“Kasus meninggal masih dua orang dari Kelurahan Jati Raya dan Kelurahan Wuawua, alhamdulillah tidak ada penambahan,” ujarnya.

“Tapi memang dari segi target yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan kalau bisa kasus kematian di bawah 1persen, nah sekarang kami sudah berada di angka itu,” tambahnya.

Lanjut ia mengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan kasus DBD, pihaknya menyarankan dan mengingatkan kepada masyarakat untuk memaksimalkan pelaksanaan 3M plus di lapangan.

Gerakan untuk pemberantasan sarang nyamuk DBD itu yakni menguras, menutup, dan menyingkirkan atau mendaur ulang.
Sedangkan, plusnya merupakan cara tambahan pencegahan DBD.

Pencegahan tersebut di antaranya menaburkan bubuk larvasida (bubuk abate) pada tempat penampungan air yang sulit dbersihkan. Lalu menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, menaruh ikan di penampungan air, atau menanam tanaman pengusir nyamuk.

Menurutnya, sampai sejauh ini belum ada yang bisa mengalahkan efektivitas dari pelaksanaan 3M. Untuk itu, kesadaran masyarakat untuk melaksanakan 3M Plus ini, sangat besar pengaruhnya terhadap tinggi atau rendahnya kasus DBD yang ada di Kota Kendari.

Ditambah musim penghujan saat ini yang juga mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang menurun, sehingga mudah terjangkit penyakit. Musim penghujan juga berpotensi menimbulkan genangan air di tempat-tempat yang memungkinkan tumbuhnya jentik nyamuk.

“Jadi ketika 3M Plus itu tidak dilakukan memang menjadi lahan potensial untuk nyamuk bisa berkembang biak secara pesat,” tutupnya. (bds)

Reporter: Zubair
Editor: Wulan Subagiantoro

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button