Metro Kendari

Pembangunan Smelter PT Tiran di Konut Berhenti, Manajemen Beberkan Alasannya

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Persatuan Pemuda Pemerhati Daerah (P3D) Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) mempertanyakan sudah sejauh mana pembangunan smelter PT Tiran yang berkedudukan di Desa Waturambaha, Kecamatan Lasolo Kepulauan, Konut. Ketua P3D Konut, Jefri mengatakan, pihak perusahaan PT Tiran mesti membuka informasi sudah sampai dimana progres pembangunan smelter yang mereka wacanakan sejak menginjakan kaki di Kabupaten Konut sejak 2021 lalu.

“Progresnya sudah seperti apa? Ini harus diketahui publik, apakah sudah peletakan batu pertama atau bagaimana? Ini yang kita tidak tahu sudah sejauh mana, sudah sejak 2021 dijanjikan pembangunan smelter, tapi belum ada juga ada relalisasi,” ungkapnya kepada awak media ini.

Jefri menyayangkan apabila janji PT Tiran tidak dapat ditunaikan. Sementara mereka datang membawa misi untuk membangun smelter. Tentu ini menjadi kabar baik bagi masyarakat Kabupaten Konut bila ini teralisasi.

Namun anehnya, hingga detik ini PT Tiran belum merealisasikan janjinya, jangankan memasang tiang pancang, peletakan batu pertama saja belum juga dilakukan. Dia pun menduga bahwa isu pembangunan smelter PT Tiran, hanya bagian dari upaya untuk mendapatkan kouta RKAB.

“Jangan alasan land clearing (pembersihan lahan) tetapi kenyataannya di lapangan diduga asik menambang dan menjual ore nikel, ini sudah dua tahun tapi progresnya belum kelihatan,” katanya.

Sementara itu, dihubungi terpisah, Humas PT Tiran, La Pili menegaskan, pihaknya bersungguh-sungguh ingin membangun smelter dengan mengurus segala perizinan yang dipersyaratkan pemerintah.

Bahkan sebagai bentuk kesungguhan PT Tiran, juga sudah melakukan kontrak kerja sama dengan pihak PLN untuk membanggun fasilitas khusus, supaya kebutuhan pasokan listrik nantinya tetap memadai.

“Selanjutnya kami intens melakukan komunikasi dan pertemuan dengan pemilik tungku smelter yaitu Tonghua dari China, dan sebagai keseriusannya dari pihak Tonghua turun melakukan peninjauan ke lokasi,” bebernya dalam keterangan pers yang diterima awak media ini.

Namun, ketika sudah dilakukan pengecekkan lokasi pembangunan smelter, terdapat masalah serius yakni terkait kebutuhan air pada saat proses pembangunan ataupun saat smelter tersebut beroperasi nanti.

Disini, berbagai opsi telah dilakukan pengkajian, tetapi tetap saja tidak ada solusi. Sehingga pemilik tungku smelter mengurungkan niatnya dan tidak bersedia lagi untuk membangun smelter di lokasi PT Tiran.

Selain masalah kebutuhan air, Humas PT Tiran itu mengungkapkan kendala lainnya yaitu ihwal banyaknya desakan dari masyarakat ataupun LSM mempersoalkan rencana PT Tiran membangun smelter.

Bahkan dalam desakan itu diwarnai sejumlah aksi demonstrasi yang akhirnya dinilai tidak kondusif akan kelancaran dalam rencana pembangunan smelter tersebut.

“Sehingga ini juga menjadi penyebab pihak-pihak terkait baik dari swasta maupun pemerintah memunculkan keraguan bahwa seolah masyarakat tidak mendukung sepenuhnya akan pembangunan smelter ini,” bebernya.

Olehnya itu, karena dua kendala tersebut, maka saat ini tambah dia segala kegiatan yang mengarah pada rencana pembangunan smelter sudah berhenti beraktifitas.

“Adapuan terkait atas izin-izin dan permohonan yang kami sudah lakukan selanjutnya kami menunggu petunjuk dan arahan dari pemerintah pusat,” pungkasnya. (bds)

Reporter: Sunarto
Editor: Wulan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button