Selain Bahas Utang, Sarjana Teknik Unsultra Siap Tantang LBP Soal TKA
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Program Pemerintah sebagai upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat pandemi Covid-19 yang fokus mengembangkan industri hilirisasi sektor minerba dengan mendorong lulusan sarjana teknik atau diploma merupakan angin segar bagi kami para alumni dan yang masih kuliah di fakultas teknik. Tapi hal ini menjadi hal yang kami khawatirkan juga sebab ada indikasi pemerintah akan mengimpor lagi ratusan ribu TKA jika program ini terlaksana.
Kata Pak Menko Kemaritiman (Luhut Binsar Panjaitan/LBP) yang mengutip data dari Kemenristekdikti bahwa pada tahun 2025 Indonesia diproyeksi akan membutuhkan sekitar 276.298 lulusan Sarjana Teknik dan 458.876 lulusan vokasi teknik, sedangkan untuk ketersediaannya, S1 diproyeksi hanya berjumlah 27.721 dan lulusab DIII berjumlah 5.634 orang, dikutip dari TEMPO.CO, Jakarta.
Semoga dengan alasan ini bapak menko kemaritiman tidak menjadikan asumsi kebutuhan tenaga kualifikasi teknik dan kekurangan alumni sarjana maupun Diploma III Teknik sebagai dalih agar bisa mendatangkan TKA lagi ke Indonesia. Kami tahu bahwa kurangnya SDM untuk program hilirisasi minerba sebagai upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) karena kurangnya alumni teknik membuat pemerintah kewalahan terkait tenaga profesional di bidang teknik.
Saya mengajukan opsi kepada pemerintah agar ketersediaan Sarjana Teknik sebagai pendukung hiliriasi minerba tersebut, dapat diwujudkan melalui program pendidikan yang sesuai dengan kualifikasi dan volume tenaga kerja yang dibutuhkan.
Sekarang ini masih 2020, untuk menuju tahun 2025 saya rasa Pemerintah sanggup mencetak tenaga lulusan Sarjana teknik terampil siap pakai, belum lagi lulusan Diploma III dan Sarjana Teknik dari tahun tahun sebelumnya yang masih menganggur. Tinggal di buatkan saja programnya, dan mengajak seluruh anak bangsa dengan kualifikasi yang dibutuhkan dan diberikan jaminan terkait penempatan kerjanya, pasti banyak yang akan bersedia. Kalau masih di anggap kurang cakap yah buat pelatihan vokasinya dan didik mereka kembali sampai dianggap tenaga kerja siap pakai.
Jika ini di jalankan, tanpa TKA pun, tenaga Skill pun kita siap dan berapapun yang dibutuhkan oleh negara dan ini adalah anak bangsa sendiri. Kecuali kalau pemerintah tidak serius yah pasti SDM yang diharapkan memang tidak bisa tercapai.
Alumni teknik se-Indonesia inikan masih kurang sesuai dengan proyeksi ketersediaan menurut pemerintah, yah cetak aja dari sekarang sehingga siap diberdayakan pada tahun 2025 kelak, sehingga menurut saya, pemerintah baiknya membuka peluang itu kepada seluruh mahasiswa atau siswa di Indonesia dalam penerimaan tenaga skill teknik sesuai kebutuhan yang disampaikan Pak LBP.
Atas dasar ini, Pak Menko Kemaritiman melalui rilis media mengatakan akan menantang berdiskusi dengan orang yang suka kritik utang negara, untuk itu juga jika Pak LBP hendak membuka tantangan berdiskusi lagi soal TKA, Maka kami dari sekarang siap untuk itu. Jika dibutuhkan berdiskusi untuk sama sama mencari solusi yang terbaik kapanpun kami menerima dan kalau bapak Menko tidak memberi dan membuka tantangan lagi, maka kami dari Aliansi BEM/DEMA se-Sulawesi yang akan mengajak Bapak Menko Kemaritiman untuk berdiskusi soal TKA di Indonesia khususnya di wilayah Sulawesi.
Penulis: Arsan Arsyad ST, Koordinator Aliansi BEM/DEMA se-Sulawesi/
Mantan Presiden Mahasiswa Unsultra.