Perjalanan Waktu Proses Kelahiran adalah Keajaiban Hidup
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Seorang kawan di kantor akan menjalani masa persalinan anak pertama. Tanda-tandanya sudah terlihat mulai dari rasa sakit dan nyeri di punggung hingga rasa kram layaknya masa pramenstruasi.
Melahirkan adalah proses yang panjang dan melelahkan. Layaknya ibu yang merindukan kelahiran sang bayi, tentu merupakan hal yang luar biasa, melihat keajaiban kehidupan sebagai anugerah di muka bumi.
Keajaiban ini yang sepantasnya diperjuangkan, sebagai nilai kehidupan yang mulai redup belakangan ini, ibarat lilin yang mulai padam karena diterpa angin.
Saya hanya bayangkan bagaimana jika teman saya itu bernama Maulida Putri, seorang ibu hamil yang harus menderita terluka karena menjadi sasaran peluru nyasar milik aparat kepolisian Polda Sultra, pada peristiwa demonstrasi mahasiswa UHO yang membuat mahasiswa bernama Yusuf dan Randy harus meregang nyawa pada 26 September lalu.
Maulida Putri, mengalami luka bagian betis kanan karena terkena timah panas aparat kepolisian yang “salah tembak” dalam pengamanan aksi demo lalu. Luka itu hanya berjarak beberapa ‘centimeter‘ dari bagian perut dan rahim seorang ibu yang kala itu sedang menjalani masa dengan harap harap cemas akan kelahiran sang bayi.
“Alhamdulillah, kondisi saya sudah lebih baik” adalah kutipan dari Maulida Putri sesaat setelah proses pengangkatan proyektil dari betis kananya usai di RS Bhayangkara Kendari.
Sebuab kutipan yang seharusnya menjadi prasyarat akan harapan yang lebih lengkap yakni “keadilan bagi seluruh warga republik”.
Kini harapan mulai terdengar. Sejak tanggal 18 Februari 2020, setelah sekian lama bolak balik berkas, melalui Kasipenkum Kejati Sultra, Herman Darmawan menyampaikan bahwa, berkas perkara berdasarkan : Surat Kajati Sultra No B-376/P.3.4/Eoh.1/02/20 tanggal 17 Februari 2020 Kasus 338 dan atau 351 Ayat 1 dan 3 dan Atau 598 atas nama tersangka Abdul Malik dengan korban Randy (Meninggal Dunia) dan Maulida Putri (Luka Ringan) dinyatakan lengkap (P21) dan siap untuk disidangkan.
Cukup sudah polisi “salah tembak” layaknya RUU Omnibus Law yang “salah ketik” menurut para menteri. Semoga keadilan dapat ditegakkan, demi kehidupan yang layak diperjuangkan.
Untuk kawanku di luar sana, semoga melahirkan dalam kondisi sehat wal’ afiat, bayinya sehat agar kelak dapat berbakti untuk orang tua dan agama tercinta.