Categories: Opini

Karena Parpol Bukan Agama, Pembangkangan Bukan Dosa

Share
Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Apakah membangkang terhadap atasan atau “mbalelo” dari keputusan DPC, DPD, bahkan kepada pimpinan partai politik adalah sebuah dosa besar? Tentu saja tidak.

Partai politik bukanlah agama. Jika anda tidak suka anda bebas untuk pindah dari satu partai ke partai lain. Dari partai sekuler pindah ke sesama partai sekuler. Dari partai teokratis pindah ke partai teokratis lainnya. Asalkan partai yang memiliki persamaan asas.

Yang repot mungkin sosok seperti Ruhut Sitompul, seandainya harus pindah partai dan memilih bergabung dengan partai agamais (PKS, PKB, PPP). ‘Nda bisalah…

Yang jelas bergabung dengan sebuah partai politik pasti terikat dengan sebuah “kontrak politik” yang salah satu isinya mewajibkan kadernya untuk patuh dan taat kepada aturan dan keputusan organisasi partai.

Masalahnya, dunia politik adalah sebuah entitas yang paling sering tidak istiqomah dengan aturan dan keputusannya sendiri. Politik adalah seni yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Dari komitmen sebagai koalisi partai menjadi komitmen individualistik demi kepentingan pragmatis (makannya bareng, tapi bayarnya sendiri-sendiri). Minim nilai, etis dan sopan santun, syarat dengan transaksi pragmatis.

Kebijakan dan keputusan dalam sistem partai politik kita, ibarat buah dada janda muda tetangga sebelah rumah, yang kencang, padat, dan besar, namun tidak bisa dipegang.

Menjelang Pemilihan Wakil Walikota Kendari, ancaman PAW hingga komitmen sebagai partai yang solid, kembali ramai disuarakan.

Seruan ini ditujukan bagi para anggota legislatif bersangkutan yang ketahuan “selingkuh”, membangkang pimpinan organisasi alias mbalelo terhadap keputusan partai untuk menentukan arah dukungannya.

Disatu sisi ancaman ini sebagai ketegasan terhadap rule of the game dalam partai politik, sekaligus juga mempertegas kultur monolitik dalam sistem kepartaian politik.

Jika demikian, apakah semua kader partai akan patuh terhadap ancaman ini, atau malah sebaliknya, ada aleg yang mengatakan dengan lantang “saya lebih takut kepada Allah SWT daripada partai!” Entah apa kaitannya, hanya dia sendiri yang tahu. Atau mungkin saja, dia sendiri tidak paham sama sekali dengan apa yang ia katakan.

Redaksi

Komentar