Metro Kendari

DPRD Kendari Dorong Pemkot Kembangkan Wisata Budaya Peninggalan Kolonial

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – DPRD Kota Kendari melalui Komisi II, mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari lebih inovatif mengembangkan pariwisata di Kota Lulo ini.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Kendari, Sahabuddin mengatakan variabelisasi pengembangan wisata bukan hanya terkungkung pada wisata alam dan wisata buatan manusia saja.

Namun, banyak opsi yang perlu ditindak oleh Pemkot Kendari. Menurut dia, Kota Kendari memiliki sejarah penting dalam perjalanan Indonesia meraih Kemerdekaan pada tahun 1945.

Sebelum merdeka, Kota Kendari dijajah oleh Belanda (ratusan tahun) dan Jepang (kurang lebih tiga tahun sebelum Indonesia merdeka), dengan tujuan menguasai jalur perdagangan dan melakukan penjajahan.

Dimasa kolonialisme tersebut, kedua negara ini banyak meninggalkan situs cagar budaya berupa bangunan fasilitas umum maupun bangunan pertahanan militer.

Sehingga lanjut Sahabuddin, potensi yang ditinggal pada masa Kolonialisme ini perlu dikembangkan dan maksimalkan oleh Pemkot Kendari.

“Banyak potensi wisata kita, misalkan pengembangan wisata sejarah peninggalan masa Kolonialisme, banyak tersebar mulai dari Goa buatan Jepang, bangunan umum dan pertanahan Belanda dan Jepang,” katanya, Jumat (18/3/2022).

Inilah potensi-potensi yang bisa dijadikan objek wisata baru di Kota Kendari. Berkaca di Pulau Jawa dan beberapa daerah lainnya di Indonesia, begitu genjot dalam mengembangkannya dan terbukti berhasil.

Jadi, ketika dijalankan Pemkot Kendari tidak hanya mengandalkan wisata alam atau buatan, tetapi banyak opsi wisata yang dihadirkan. Sehingga juga banyak opsi dari wisatawan itu sendiri tidak menonton.

Tentunya semakin banyak objek wisata tersebar di Kota Kendari, pendapatan asli daerah (PAD) pun akan semakin meningkat. Tergantung dari pemerintah dalam menangkap peluang tersebut.

“Selain PAD, disana (Wisata budaya, red) terdapat edukasi atau pembelajaran guna merefleksi ingatan kita sebagai warga negara Indonesia yang pernah berjuang hingga memakan jutaan korban jiwa untuk mempertahankan negara ini,” jelas politisi Partai Golkar ini.

Pengakuan dia, DPRD Kota Kendari sendiri telah berulang kali mengusulkan ke OPD terkait (Dinas Pariwsata), namun hingga saat ini belum ada tindaklanjut serius.

Menurutnya, sebagai langkah awal, Pemkot Kendari perlu melakukan identifikasi tinggalan budaya pada masa Kolonialisme.

Ketika sudah teridentifikasi, maka tindaklanjuti dengan mendesain secara utuh, seperti apa kerangka pengembangan kedepannya, yang tentunya disesuaikan kebutuhan kewisataan.

“Saya memandangnya, Dinas Pariwisata belum ada ide atau gagasan yang begitu spektakuler perihal pengembangan wisata di Kota Kendari. Saya sarankan jangan hanya bekutat pada satu segmen, coba gali potensi lain. Padahal potensi PAD kita bisa meningkat jika berani menggali potensi wisata budaya,” jelas Sahabuddin.

Oleh karena itu, pihaknya mendorong Pemkot Kendari melalui Dinas Pariwisata segera melakukan inisiasi pengembangan wisata budaya.

Guna mendukung, Komisi II DPRD Kendari menggaransikan hal tersebut, yang penting demi memajukan daerah dan mensejahterakan masyarakat.

“Kita akan support di DPRD, asal Dinas Pariwisata mau memberikan ide dan gagasannya,” tukasnya.

Sebagai informasi, peninggalan Belanda dan Jepang di Kota Kendari sebagai berikut:

1. Rumah Controleur Belanda 1
2. Rumah Jabatan Komandan Tentara Belanda
3. Polboks (Bangunan Pertahanan Jepang)
4. Baterai
5. Bunker
6. Terowongan atau Goa, dan
7. Bangunan fasilitas umum lainnya

Reporter: Sunarto
Editor: Via

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button