Metro Kendari

Pilih Urus Kelangkaan BBM, Ketua PAN Sultra Ogah Fikirkan Kepindahan Kery ke Partai NasDem

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Tak sedikit yang menilai keputusan Kery Saiful Konggoasa pindah ke Partai Nasional Demokrat (NasDem) akan membuat Partai Amanat Nasional (PAN) Sulawesi Tenggara (Sultra) rugi secara politik. Terutama jelang pemilihan legislatif (Pileg) dan pemilihan kepala faerah (Pilkada) 2024.

Pasalnya Kery sendiri sudah lama meniti karir politiknya bersama partai berlogo matahari itu. Bahkan tak tanggung-tanggung, Kery diberikan kepercayaan sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) DPW PAN Sultra periode 2020-2025.

Selain itu, melalui kendaraan PAN juga, Kery berhasil menjabat Bupati Konawe dua periode (hingga saat ini-red). Tak heran jika banyak pihak yang menilai kepindahan Kery ke NasDem, menjadi tsunami bagi PAN Sultra.

Namun tidak demikian bagi Ketua DPW PAN Sultra Abdurrahman Saleh. Baginya, semua orang berhak untuk menentukan sikap politiknya, meski kader yang sudah lama bersama PAN.

“Bagi saya misalnya pindah, biasa-biasa saja. PAN terbiasa dengan tsunami politik bahkan lahirnya orde baru hingga reformasi muncul, PAN masih berdiri tegak,” ucapnya, Sabtu (24/9/2022).

Lebih lanjut, Ketua DPRD Sultra ini juga enggan untuk memikirkan perihal kepindahan Bupati Konawe itu ke Partai NasDem. Dia lebih memilih fokus memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat umum.

Misal kata Abdurrahman Saleh, soal kelangkaan Bahan Bakar Umum (BBM) yang selama menjadi masalah di tengah-tengah masyarakat. Sehingga menurutnya kepentingan rakyat menjadi sangat penting, ketimbang memikirkan sesuatu hal yang hanya akan menguras fikiran dan tenaga.

“Saya ndak memikirkan masalah itu, saya lebih fokus memikirkan masalah BBM yang langkah misalnya. Mending fokus memperjuangkan kepentingan masyarakat,” katanya.

Ia menyarankan, dari pada berdebat kusir tanpa ada ujungnya, lebih baik masing-masing memberikan visi misi demi meyakinkan masyarakat untuk kedepannya membangun Sultra yang lebih baik.

“Ndak usah gontok-gontokan, apalagi melakukan kalimat umbar-umbar seperti itu, tidak bagus itu. Tidak memperlihatkan pendidikan politik,” tukasnya. (bds)

Reporter: Sunarto
Editor: Wulan Subagiantoro

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button