SMKN 6 Kendari Patok Sumbangan Komite, Siswa Diancam Tak Ikut Ulangan Jika Tak Lunasi
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 6 Kendari diduga mematok pembayaran sumbangan komite kepada siswa senilai Rp400 ribu.
Hal itu diungkapkan, salah satu orang tua siswa SMKN 6 Kendari, yang enggan disebutkan identitasnya, Jum’at (20/5/2022). Diapun keberatan atas ketentuan, yang ditetapkan pihak sekolah.
Menurut penjelasan dia, sebelumnya ia mendapat undangan rapat dari pihak sekolah, guna membahas soal sumbangan komite yang akan dibebankan kepada setiap siswa.
Hanya pada saat itu, dirinya tidak sempat hadir karena alasan tertentu. Ia pun mendapat informasi jika setiap siswa dibebankan membayar uang sumbangan komite sebanyak Rp400 ribu.
Lantas guna memastikan, ia kembali menghubungi salah satu guru SMKN 6 Kendari. Sebab, informasi yang didapatkan variatif ada yang mengatakan sumbangan dan komite.
Menurut guru yang dia hubungi, katanya sumbangan komite. “Saya kembali perjelas, dia tidak berikan kejelasan apakah sumbangan sukarela atau uang komite. Hanya kan soalnya selama ini sudah tidak ada komite, misal di SMKN 2 sudah tidak ada itu, kebetulan anak saya yang satu sekolah disitu,” ujar dia.
Parahnya lagi, lanjut dia, apabila siswa tidak dapat melunasi uang sumbangan komite seperti yang ditetapkan pihak sekolah, maka mereka terancam tak ikut ulangan kenaikan semester.
“Pokoknya semua siswa apabila tidak membayar Rp400 ribu tidak akan mengikuti ujian semester dan uang sumbangan komite ini katanya peruntukan untuk pembangunan gedung sekolah,” jelasnya.
Menurut dia lagi, andaikata sumbangan yang sifatnya sukarela, dirinya tidak akan keberatan dengan hal tersebut. Bahkan ia mendukung sepenuhnya.
Hanya saja, sebut dia ini sudah menjurus pada pemaksaan dan pemungutan ilegal. Soal pembangunan gedung sekolah, bukan kewajiban siswa, melainkan tanggungan negara melalui dana BOS dan lain-lain.
Partisipasi siswa melalui orang tua itu bisa saja dilakukan, asalkan sesuai kesepakatan yang sifatnya sumbangan sukarela, tanpa ada pematokan.
“Kalau sumbangan sukarela itukan sesuai keikhlasan setiap orang. Bisa kita berikan dalam berbentuk uang ataupun material misal semen, pasir dan lain-lain jika itu dibutuhkan partisipasi siswa. Asal jangan dipatok, apalagi dengan mengancam siswa tidak ikut ujian semester bila tidak dilunasi,” imbuhnya.
Sementara itu dihubungi terpisah, Indah seorang guru honorer mengatakan bahwa terjadi mispersepsi antar pihak sekolah dan orang tua siswa.
Menurutnya, pihak SMKN 6 Kendari tidak pernah mematok nilai yang dibebankan kepada siswa. Justru sifatnya hanya sumbangan sukarela.
“Tidak pak, tidak dipatok. Itu sifatnya sumbangan,” katanya.
Dia juga menegaskan soal informasi siswa terancam tidak diikutkan ulangan semester bilamana tidak membayar uang sumbangan komite, tidak benar.
“Kalau sampai disitu tidak adaji ancaman, karena inikan sifatnya sumbangan,” kata Indah.
Menyangkut sumbangan komite peruntukan pembangunan gedung sekolah, ia tidak mengetahui secara persis. Sebab, ia hanya mendapat perintah untuk menyampaikan ke masing-masing siswa.
“Saya kurang tahu, kebetulan saya tidak ikut rapat pada saat itu. Jadi saya menjalankan apa yang disampaikan mengenai sumbangan siswa,” tukasnya.
Reporter: Sunarto
Editor: Via