kesbangpol sultra
Metro Kendari

Polemik Pengaturan Adzan Melalui Toa Masjid, Begini Tanggapan Kemenag Sultra

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM– Kementerian Agama RI menerbitkan Surat Edaran Nomor 05 tahun 2022, terkait pengaturan pengeras suara di masjid-masjid.

Surat Edaran tersebut menuai polemik di masyarakat. Dalam Surat edaran tersebut memuat poin penggunaan toa masjid atau pengeras suara yang dilakukan oleh umat muslim dalam mengumandangkan Adzan atau syiar islam lainnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang (Kabid) Urusan Agama Islam (Urais) Kanwil Kementrian Agama Sultra, Jamaluddin mengatakan, penggunaan toa masjid atau pengeras suara saat masih akan disosialisasikan agar tidak terjadi kesalahpahaman negatif di publik.

“Karena surat edaran tersebut dari Kementerian Agama serta kesepakatan dengan majelis ulama Indonesia (MUI), berdasarkan surat tersebut tetap kita ikuti,” ujar Jamaludin di Kantor Kemenag Sultra, Kamis (24/2/2022).

Dia juga mengatakan, pihaknya sudah menurunkan surat edaran tersebut pada Kemenag kota dan kabupaten agar dilaksanakan sosialisasi yang positif supaya tidak memunculkan pengertian negatif.

Dalam surat edaran tersebut tertera Tata Cara Penggunaan Pengeras Suara

Pertama pada Waktu Salat Subuh yakni
– Sebelum azan pada waktunya, pembacaan Al-Qur’an atau selawat/tarhim dapat menggunakan Pengeras Suara Luar dalam jangka waktu paling lama 10 menit.

– Pelaksanaan salat Subuh, zikir, doa, dan kuliah Subuh
menggunakan Pengeras Suara Dalam.

Kedua pada waktu salat Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya:

– Sebelum azan pada waktunya, pembacaan Al-Qur’an atau selawat/tarhim dapat menggunakan Pengeras Suara Luar dalam jangka waktu paling lama 5 menit.

– Sesudah azan dikumandangkan, yang digunakan Pengeras Suara Dalam.

Ketiga, pada salat Jum’at
– Sebelum azan pada waktunya, pembacaan Al-Qur’an atau selawat/tarhim dapat menggunakan Pengeras Suara Luar dalam jangka waktu paling lama 10 menit.

– Penyampaian pengumuman mengenai petugas Jum’at, hasil infak sedekah, pelaksanaan Khutbah Jum’at, Salat, zikir, dan doa, menggunakan Pengeras Suara Dalam.

Keempat, Pengumandangan azan menggunakan Pengeras Suara Luar.

Kelima yakni Kegiatan Syiar Ramadan, gema takbir Idul Fitri, Idul Adha, dan Upacara Hari Besar Islam yakni,
– Penggunaan pengeras suara di bulan Ramadan baik dalam pelaksanaan Salat Tarawih, ceramah/kajian Ramadan, dan tadarrus Al-Qur’an menggunakan Pengeras Suara Dalam.

-Takbir pada tanggal 1 Syawal/10 Zulhijjah di masjid/musala dapat dilakukan dengan menggunakan Pengeras Suara Luar sampai dengan pukul 22.00 waktu setempat dan dapat dilanjutkan dengan Pengeras Suara Dalam.

-Pelaksanaan Salat Idul Fitri dan Idul Adha dapat dilakukan dengan menggunakan Pengeras Suara Luar.

– Takbir Idul Adha di hari Tasyrik pada tanggal 11 sampai dengan 13 Zulhijjah dapat dikumandangkan setelah pelaksanaan Salat Rawatib secara berturut-turut dengan menggunakan Pengeras Suara Dalam.

– Upacara Peringatan Hari Besar Islam atau pengajian menggunakan Pengeras Suara Dalam, kecuali apabila pengunjung tablig melimpah ke luar arena masjid/musala dapat menggunakan pengeras suara luar.

Reporter: Zubair
Editor: Via

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

AJP ASLI Pilwali Kendari 2024