Pedagang Bonggoeya Dilema
KENDARI, DETIKSULTRA.COM-
Toleransi pemerintah kota Kendari memberi kesempatan berjualan kepada pedagang Bonggoeya sementara waktu, ternyata tidak membuat mereka aman dari penggusuran.
Pedagang tengah merasakan dilema, karena disatu sisi terancam angkat kaki dari pasar tersebut karena bakal digusur pemkot pasca berakhirnya kesepakatan waktu hingga usai pemilu, sementara disisi lain mereka merasakan intimidasi dari pengelola pasar tersebut.
Salah satu pedagang pasar Bonggoeya, Wasali mengaku, intimidasi yang dirasakan pedagang, muncul dari pengelola berupa desakan pembayaran iuran pasar.
[artikel number=3 tag=”pedagang,” ]
Termasuk, adanya retribusi uang penerangan lampu, sampah, dan air bersih yang rata rata sampai lebih dari Rp300 ribu per bulan.
“Yah dilema kita kasian, apalagi pengelola pasar bebankan retribusi mahal, bayangkan lampu saja, sekitar Rp150 ribu perbulan, belum lagi sampah sama airnya,” ujar Wasali, Selasa (5/2/2019).
Intimidasi pengelola pasar Bonggoeya ini cukup mengagetkan pedagang, karena jika tak mematuhi pembayaran retribusi maka diancam keluar dari pasar panjang.
“Kasihan kita ini, kalau tak bayar bisa- bisa kita diancam keluar dari pasar,” tambahnya.
Persoalan lain dipasar ini adanya rencana pengelola membangun lods permanen.
Atas rencana tersebut, pedagang menganggapnya cukup boros, karena menambah iuran sewa.
Pedagang lain dipasar itu, Ria mengaku, cukup berat dengan beban retribusi yang ada.
Karena jumlah pendapatan mereka, jauh lebih sedikit dari total iuran bulanan.
Belum lagi kebutuhan hari-hari keluarga pedagang, sehingga dipastikan biayanya lebih besar dari pendapatan hariannya.
“Berapa ji kasian pendapatannya kita ini, dibanding biaya retribusi, kita berjualan kan supaya ada pekerjaannya kita dan harapkan penghasilan dari ini,” ungkap Ria.
Pedagang berharap, kebijakan dipasar Bonggoeya tak mengekang aktivitas dan pendapatan mereka agar tak lagi memunculkan dilema.
Pedagang meminta pemerintah Kota Kendari, menyiapkan relokasi khusus jika mereka benar-benar akan digusur pasca waktu yang ditentukan.
Reporter : M17
Editor: Dahlan