Lima Keluarga Mantan Pejuang Kemerdekaan dapat Cendera Mata dari Pj Gubernur Sultra
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Sebanyak lima keluarga mantan pejuang kemerdekaan mendapatkan cendera mata dan bingkisan dari Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto. Cendera mata ini diserahkan dalam rangkaian Hari Pahlawan Nasional, bertempat di Taman Makam Pahlawan, Jumat (10/11/2023).
Kelima mantan pejuang kemerdekaan tersebut yakni Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi, Letnan Kolonel H. Aib Supu Yusuf, Yakub Silondae, Mayor Jendral TNI (Purn) Eddy Sabara dan La Ode Muhammad Idrus Efendi.
Dalam memperingati Hari Pahlawan Nasional ke-78 tahun 2023, Pemprov Sultra melaksanakan upacara dengan dipimpin langsung Pj Gubernur Sultra.
Jelang akhir upacara, Pj Gubernur Sultra meletakkan karangan bunga dan diikuti dengan pembacaan doa bagi arwah para pahlawan. Dilanjutkan dengan ziarah tabur bunga di makam pahlawan Watubangga.
“Selain sebagai salah satu rangkaian kegiatan Hari Pahlawan ke-78, acara ini dimaksudkan agar mengenang dan tidak melupakan sejarah dan perjuangan para pahlawan,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Andap Budhi Revianto menyerahkan cendera mata dan bingkisan kepada lima keluarga mantan pejuang kemerdekaan kepada ahli waris.
Pertama, Pahlawan Nasional Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Yi Koo) diserahkan kepada ahli waris H. Ali Mazi, Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Yi Koo).
Kedua, Letnan Kolonel H. Aib Supu Yusuf, diserahkan kepada ahli waris Nani Ginting. Semangat perjuangan Supu Yusuf memberikan ispirasi bagi kalangan pemuda di Kolaka dan Sulawesi Tenggara secara umum untuk melawan penjajah terus mencintai bangsa dan negara Republik Indonesia.
Ketiga, Yakub Silondae, diserahkan kepada ahli waris Yusran Silondae. Oleh karena jasanya, tanggal 10 November 1958 pemerintah memberikan tanda jasa sebagai pahlawan perjuangan gerilya membela kemerdekaan Negara yang diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945 oleh Presiden Soekarno.
Keempat, Mayor Jendral TNI (Purn) Eddy Sabara, diserahkan kepada ahli waris Ronald Sabara. Eddy Sabara bergabung dalam revolusi. Ia mendaftar di Akademi Militer Magelang pada 1948 dan terlibat dalam kampanye melawan pemberontakan di Sulawesi.
Pada 1966, diangkat sebagai penjabat gubernur Sulawesi Tenggara, dan kemudian menjadi gubernur penuh selama dua periode (1967-1978). Terakhir, La Ode Muhammad Idrus Efendi diserahkan kepada ahli waris Azwar Efendi. Ia adalah pahlawan dari Muna yang berperan aktif dalam perjuangan melawan Belanda.
Pada 27 Agustus 1945, mendirikan Barisan Dua Puluh untuk menghadapi kemunculan Belanda di Muna. Effendi memimpin Barisan Dua Puluh dalam demonstrasi menentang Negara Indonesia Timur dan terlibat dalam perlawanan bersenjata melawan penjajah.
Diketahui, jumlah makam di Taman Makam Pahlawan Watubangga Kendari sebanyak 97 orang. Dengan status kepahlawanan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebanyak 84 orang, status kepahlawanan Kepolisian RI (Polri) sebanyak empat orang.
Selanjutnya, status kepahlawanan Tokoh Nasional (TN) sebanyak 2 orang, status kepahlawanan Badan Pejuang sebanyak enam orang dan status kepahlawanan, Pahlawan Tak Dikenal sebanyak satu orang. (bds)
Reporter: Muh Ridwan Kadir
Editor: Wulan