Jokowi Resmikan Bendungan Ameroro Senilai Rp1,57 Triliun
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo meresmikan Bendungan Ameroro, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (14/05/2024).
Untuk diketahui, Bendungan Ameroro terletak di Desa Tamesandi, Kabupaten Konawe, Provinsi Sultra, yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).
Dimana bendungan Sungai Ameroro mempunyai kapasitas tampung 88,27 juta meter kubik yang dapat dimanfaatkan untuk pelayanan air daerah irigasi ameroro seluas 3.363 hektare.
Selain itu dapat mereduksi banjir di wilayah Konawe sebesar 443 meter kubik per detik, layanan air baku untuk Kabupaten Konawe 511 liter per detik serta potensi listrik 1,3 MW. Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mengatakan bendungan ini merupakan bendungan ke-40 di Indonesia yang telah diresmikan.
Katanya, sejumlah negera di dunia saat ini mengalami krisis air. Untuk itu beberapa bendungan dibangun termasuk Ameroro untuk memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Kapasitas tampungnya 88 juta meter kubik ini, sangat besar sekali, dengan luas genangan 398 hektare, dan juga dapat mereduksi banjir di sekitar Kabupaten Konawe,” katanya.
Lanjutnya, pembangunan bendungan ini dimulai pada tahun 2020 dan rampung pada 2023 lalu, dengan anggaran senilai Rp1,57 triliun.
“Harapannya dengan anggaran yang besar ini, manfaatnya kepada masyarakat itu lebih besar lagi,” terangnya.
Sebagai informasi, Bendungan Ameroro dari segi irigasi eksisting dapat meningkatkan indeks pertanaman dari 150 meningkatkan sebesar 30 persen, sehingga bermanfaat bagi masyarakat.
Selain itu manfaat lainnya adalah dapat mereduksi banjir, di mana banjir besar terjadi pada tahun 2019, melalui pembangunan bendungan dapat mengamankan dua sungai yakni Sungai Ameroro dan Sungai Konaweha. Untuk Sungai Ameroro dapat mereduksi banjir di dua kecamatan yaitu Kecamatan
Uepai dan Kecamatan Lambuya.
Sedangkan untuk Sungai Konaweha yaitu mereduksi banjir di enam kecamatan yaitu Kecamatan Unaaha, Wawotobi, Wanggeduku, Anggaberi, Pondidaha dan Konawe. (bds)
Reporter: Muh Ridwan Kadir
Editor: Biyan