Categories: Metro Kendari

Cinta dan Kegigihan Maryam Hadapi Perawatan Stroke Sang Suami

Share
Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Maryam (37), seorang ibu rumah tangga, mengukir kisahnya dalam mengatasi cobaan hidupnya setelah suaminya mengalami stroke tiga bulan yang lalu.

Dengan tekad kuat dan penuh cinta, Maryam menjalani hari-harinya sebagai penjaga setia bagi suaminya yang terkena dampak serangan stroke dan juga bagi anak-anaknya.

Saat suaminya tidak lagi dapat menggerakkan badannya, mukanya yang tiba-tiba kaku membuat dirinya tidak menyangka akan peristiwa ini menimpanya. Kejadian itu sekitar pukul 08.30 Wita tiga bulan silam.

“Sedang menunggu anak-anak bangun dan berencana ke Puskesmas Abeli untuk berobat karena suamiku sedang sakit, namun tiba-tiba suami saya yang sedang duduk di kursi tidak dapat menggerakkan badannya karena kaku,” ungkapnya dengan sedih.

Tidak menunggu lama Maryam dengan cepat langsung mengantarkan suaminya ke UGD PKM Abeli yang terdekat dari rumahnya. Setibanya, suami maryam langsung dirujuk ke RSUD Kota Kendari mengingat kondisi suami Maryam yang sudah tidak sadarkan diri.

Sampainya di RSUD Kota Kendari, suami Maryam langsung mendapatkan perawatan di UGD dan tidak berlangsung lama, suaminya dipindahkan ke ruangan Intensive Care Unit (ICU).

“Ini adalah pengalaman hidup saya yang pertama kalinya masuk di ruangan seperti ini, saat masuk keruangan itu hati saya menjadi resah mengingat keadaan suamiku dan nasib anak-anakku,” ungkapnya.

Maryam menggambarkan kondisi suaminya yang memprihatinkan, dengan kaki yang tidak dapat digerakkan, wajah yang bengkok, dan terus meronta kesakitan pada bagian kepalanya, membuat dirinya semakin terpukul.

“Kesulitan ini meninggalkan dampak besar pada keluarga saya, khususnya dalam mencari nafkah untuk anak-anak. Hanya dia yang carikan kami uang tapi kalo sudah seperti ini kondisinya membuat saya harus kuat demi keberlangsungan hidup kami,” ungkapnya sambil menundukkan wajahnya.

Setelah melewati masa perawatan intensif, kondisi suaminya mulai membaik, dan dipindahkan ke ruangan perawatan seperti biasa. Saat itu Maryam menyadari bahwa suaminya kehilangan kemampuan untuk melihat.

“Setelah di ruangan perawatan saya mencoba berbicara dengan suami menanyakan apa yang saat ini ia rasakan. Di sini saya sangat kaget dan tidak menduga kalau suami saya tidak lagi dapat melihat dengan baik,” ungkapnya.

Maryam dengan sangat terpukul merasakan betapa hancurnya masa depan suaminya akibat kejadian yang menimpanya.

Suaminya tak bisa lagi melihat senyum dari wajah anak-anak mereka. Namun Maryam tak gentar terus berusaha keras mengakses layanan kesehatan demi memastikan suaminya mendapatkan perawatan yang maksimal.

Rutinitas kontrol di RSUD Kota Kendari menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Maryam pasca-stroke. Dia rajin membawa suaminya ke berbagai poliklinik, termasuk Poli Mata, Poli Saraf dan Poli Jantung.

“Hasil pemeriksaan yang mendalam di poli mata ternyata mata kanan suamiku masih berfungsi normal, sementara mata kirinya kehilangan kemampuan melihat,” ungkapnya.

Suami Maryam yang sehari-harinya mencari nafkah untuk kebutuhan keluarganya sebagai seorang kuli bangunan yang tak pernah merasa lelah untuk terus berusaha memberikan yang terbaik kepada keluarganya.

Bukti kegigihan Maryam akan kesembuhan suaminya, ia tak pernah absen untuk jadwal kontrol yang telah diberikan oleh dokter.

“Saya masih berharap suami saya masih dapat sembuh kembali, saya sudah bisa membayangkan memang tidak bisa kembali seperti semula sebelum ia terkena stroke namun bisa dengan kondisi yang baik,” ungkapnya.

Hasil dari kegigihan Maryam dalam merawat suaminya mulai terjawab dengan berlahan, kini kondisinya telah banyak membuahkan hasil.

“Sejak berobat rutin sekarang suami saya sudah bisa jalan sendiri, mengangkat tangannya berlahan hingga dapat berbicara sedikit demi sedikit. Di sini lah saya merasa semua jawaban doa dan kerja keras diberikan jawaban,” ungkapnya dengan Syukur.

Kisah ini memberikan pelajaran berharga tentang ketangguhan dan kekuatan cinta dalam menghadapi tantangan kehidupan. (kjs)

Komentar