Categories: Metro Kendari

BKKBN Lakukan Orientasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Wakatobi

Share
Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – BKKBN menggelar orientasi program bangga kencana dan percepatan penurunan stunting bidang ketahanan keluarga dan pencegahan stunting.

Kegiatan tersebut diikuti oleh kader BKB, keluarga yang memiliki baduta yang berjumlah 60 orang, PIK remaja berjumlah 40 orang yang terdiri dari siswa yang tergabung dalam kegiatan PIK remaja serta PKB/PLKB sejumlah 20 orang.

Kegiatan yang dilakukan di Aula Kantor Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi ini terdiri dari tiga kegiatan yang dilaksanakan pada tempat yang berbeda yaitu orientasi KKA di kelompok BKB, edukasi gizi dan anemia serta praktik baik PPKS di balai penyuluhan yang dilaksanakan selama satu hari.

Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Tenggara, yang diwakili oleh Ketua Tim Kerja Halakiemas BKKBN Sultra, Mustakim, dalam sambutannya mengatakan, tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga, remaja dan masyarakat terhadap program bangga kencana serta percepatan penurunan stunting.

Tentunya program ini terintegrasi edukasi secara efektif, konvergen dan terintegrasi melalui komitmen penentu kebijakan (stakeholders) dan pemangku kepentingan (mitra kerja) dengan melibatkan lintas sektor di tingkat Kabupaten Wakatobi.

“Saya mengucapkan terimakasih kepada Dinas Pengendalian Penduduk dan KB (PPKB) Kabupaten Wakatobi yang sangat antusias terkait pelaksanaan kegiatan ini, hal ini menandakan komitmen yang sangat besar dalam melaksanakan kegiatan ini,” ujarnya.

Tambahnya, ungkapan terimakasih juga ia sampaikan kepada para guru pendamping serta PIK Remaja yang berkesempatan hadir pada kegiatan edukasi gizi dan anemia pada kegiatan BKR.

“Kegiatan merupakan langkah awal kita untuk dapat memantau perkembangan anak sejak dari usia dini yang mana dengan menggunakan KKA, kita bisa mengetahui perkembangan balita sejak awal apakah terindikasi stunting atau tidak dengan memantau perkembangannya melalui KKA,” kata Mustakim.

Edukasi gizi bagi remaja menjadi pondasi utama bagi remaja dalam memahami pemahaman terkait gizi dan kesehatan dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja yang nantinya mereka akan menjadi penerus bangsa ini.

Terlebih pemahaman tentang pencegahan stunting, kegiatan praktek baik PPKS di Balai Penyuluhan menjadi wadah dan pusat kegiatan poktan yang harus dimaksimalkan.

Usia dini merupakan periode emas (golden age) sekaligus masa kritis yang keberhasilannya sangat menentukan kualitas anak pada masa dewasanya.

Kebutuhan tumbuh kembang anak yang mencakup stimulasi gizi dan kesehatan, Kartu Kembang Anak (KKA) berisikan petunjuk-petunjuk sederhana bagi orang tua atau pengasuh dalam menuntun anak.

Hal ini untuk memaksimalkan potensi perkembangan anak dengan memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan usianya.

“Pendampingan pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) menjadi hal yang paling utama untuk mengetahui Kondisi perkembangan anak apakah bisa terindikasi stunting atau tidak dengan menggunakan KKA ini,” tutupnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB (PPKB) Wakatobi, La Ode Safihuddin memandang strategis pelaksanaan program bangga kencana sebagai salah satu kerangka pembangunan manusia.

Di mana dengan menempatkan masyarakat sebagai subyek sekaligus obyek dari pembangunan, yang berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan kesejahteraan generasi masa depan.

“Kompleksitas stunting mengharuskan kita semua untuk berkolaborasi secara berkesinambungan, dan semakin menguatkan sinergi bersama, sehingga mampu menurunkan prevalensi stunting di Wakatobi secara signifikan,” ungkap La Ode Safihuddin.

Menurutnya, suksesnya program bangga kencana dan penanganan stunting, hanya dapat diselesaikan dengan konvergensi dukungan serta keterlibatan kolaborasi berbagai pihak, termasuk pemerintah, komunitas, dunia usaha, akademisi dan media.

“Sudah barang tentu diperlukan peran aktif dan komitmen seluruh elemen masyarakat Wakatobi, untuk bersinergi dengan pemerintah dan seluruh stakeholders lainnya dalam penanganan stunting,” tegasnya.

La Ode Safihuddin menekankan, kolaborasi antar pihak menjadi sebuah kunci dalam penanganan berbagai permasalahan di daerah, dalam hal ini, peran dari seluruh stakeholders sangat diperlukan dalam menyukseskan Bangga Kencana dan penanganan stunting.

Harapanya kemitraan dan sinergi antarpihak dapat terus dikuatkan, untuk mencapai Wakatobi bebas stunting, mewujudkan penduduk tumbuh seimbang, serta terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif mencapai Indonesia Emas 2045.

Lanjut La Ode Safihuddin menyampaikan apresiasi kepada perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara terkait Orientasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Bidang Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting Prov Sultra yang turut menyasar Wakatobi ini.

“Kegiatan orientasi ini tujuan utamanya adalah untuk menurunkan angka prevalensi Stunting terlebih di masa 1000 HPK terutama di Kabupaten Wakatobi,” terangnya.

Ia juga menyampaikan, tahun 2024 ini pekerjaan Rumah bagi Kabupaten Wakatobi masih berat, karena hasil SKI 2023 untuk Wakatobi mengalami kenaikan dari 29,9% Tahun 2022 menjadi 31,9% Tahun 2023 atau naik 2%. Sedangkan untuk target nasional kita harus mengejar di angka 14%.

“Untuk itu kita tetap harus berbenah dalam penanganan Stunting ini, oleh karena itu kehadiran PIK Remaja ini merupakan salah satu sasaran yang prioritas yang mereka selanjutnya tongkat estafet keluarga kita serahkan,” pungkasnya. (kjs)

Komentar