EkobisMetro Kendari

Kalla Kakao Industri Keluhkan Kurangnya Stok Kakao

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Kalla Kakao yang merupakan perusahaan produsen berbagai macam olahan dari biji kakao, mengeluhkan produktifitas kakao saat ini yang sangat minim. Hal ini menjadi salah satu kendala dari perusahaan yang berlokasi di Ranomeeto, Kabupaten Konsel ini dalam meningkatkan produksi dan mutu produk mereka.
Perusahaan ini memproduksi mentega coklat, bubuk coklat, dan pasta coklat. Berencana mengembangkan produk mereka, namun terkendala karena kurangnya re-meterial kakao di tingkat petani kakao.
Factory Manager Kalla Kakao, La Ode M. Muktamar mengungkapkan, pihaknya kesulitan mendapatkan kakao dengan jumlah banyak dengan kualitas yang baik.
“Target kami sebenarnya sampai 70 ton perhari. Namun target itu tidak bisa terpenuhi karena re-material yang ada kini tidak mecukupi bahkan 30 ton perhari. Hal ini jauh dari target kami,” terangnya pada Detiksultra.
Hanya pada musim panen, kata dia, memungkinkan kualitas kakao bagus dan jumlahnya banyak. Namun ketika bukan musim panen, sangat sulit bagi mereka mendapatkan kakao kualitas baik.
Kalla Kakao Industri yang rencananya akan melakukan kerjasama dengan Unsultra, berharap peran perguruan tinggi dapat membantu menyelesaikan masalah ini.
“Melalui kerjasama yang bakal dibangun, kami berharap bisa membuat kapasitas kakao naik dan kualitasnya meningkat. Kalau kualitasnya tidak bagus, perusahaan bisa mengalami masalah. Jualnya berapa, belinya berapa,” pungkas dia.
Sementara itu, pihak Unsultra menyambut baik niatan dari Kalla Kakao Industri. Kedua belah pihak tinggal menunggu waktu untuk melakukan penandatanganan MoU.
“Kerjasama akan kami lakukan, supaya Unsultra dapat mengambil peran dalam meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan petani melalui kakao. Salah satunya yang harus kita dukung adalah meningkatkan nilai tambah dan menghidupkan masyarakat sekitarnya, serta UKM-UKM yang ada di daerah,” ungkap Rektor Unsultra, Andi Bahrun.
Ketua Dewan Riset Daerah (DRD) ini mengungkapkan, di sinilah peran perguruan tinggi, peran pemerintah dan dukungan masyarakat, utamanya petani kakao untuk bisa menjadikan kakao sebagai produk unggulan daerah.
“Sinergitas ini sangat kita butuhkan. Maka dari itu saya selaku pimpinan perguruan tinggi sangat mendukung. Kami juga bersama Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Daerah mencoba membuat claster inovasi produk unggulan daerah, dan itu kami jatuhkan pada kakao. semoga semua pihak dapat membantu,” harapnya.
Reporter: Yusuf Maronta
Editor: Rani

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button