Kesehatan

Catat! ini Ragam Penyakit yang Menyerang di Musim Pancaroba

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) tengah memasuki musim pancaroba atau peralihan musim penghujan ke musim kemarau.

Musim pancaroba ditandai dengan angin kencang, hujan yang datang secara tiba-tiba dalam waktu singkat, puting beliung, udara yang terasa panas, serta arah angin yang tidak teratur.

Tentunya ini dapat berdampak pada imunitas dan kesehatan manusia akibat anomali cuaca yang begitu signifikan.

Seperti dikutip dari Hellosehat.com, yang ditulis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan tertanggal 28 September 2020 lalu.

Ia menuliskan, musim pancoroba juga dikaitkan dengan sejumlah penyakit, misal asma, sakit kepala, flu, hingga sakit pada persendian.

Bagaimana perubahan cuaca dapat menyebabkan penyakit-penyakit tersebut, berikut penjelasannya:

1. Asma

Serangan asma terjadi karena saluran udara yang mengalami peradangan. Ketika suhu sekitar rendah, udara dingin yang masuk ke saluran udara juga menjadi lebih dingin. Saluran udara akan bereaksi terhadap udara dingin ini dan terjadi peradangan.

Hal ini diperparah terutama jika Anda melakukan aktivitas berat atau berolahraga di ruang terbuka. Pertukaran udara yang cepat saat Anda beraktivitas berat menyebabkan udara tidak dapat dihangatkan terlebih dahulu, sehingga meningkatkan risiko inflamasi yang diakibatkan oleh udara dingin.

Jika salah satu pemicu kambuhnya asma Anda adalah serbuk sari, angin kencang, dan badai yang sering terjadi pada saat musim pancaroba, ini dapat memperparah keadaan Anda.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Allergy menyatakan bahwa angin terutama saat badai dapat membawa serbuk sari yang terdapat di tanah sehingga menyebabkan banyak penderita asma yang harus mendapat perawatan karena serangan asma.

2. Sakit Kepala

Saat musim pancaroba, turunnya tekanan udara, kenaikan tajam kelembapan udara, atau turunnya suhu udara yang tiba-tiba dapat memicu terjadinya sakit kepala terutama migrain. Menurut salah satu survei yang dilakukan kepada penderita migrain di Amerika, 53% dari mereka menyatakan bahwa salah satu pemicu dari migrain yang mereka derita adalah perubahan cuaca.

Selain itu, cuaca dingin yang ekstrem atau sinar matahari yang terlalu panas juga dapat memicu ketidakstabilan komponen kimiawi dalam otak sehingga memicu sakit kepala. Cuaca yang terlalu dingin juga dapat membuat pembuluh darah menyempit sehingga menghambat suplai darah yang menuju ke otak.

3. Flu atau Pilek

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Yale University menyatakan bahwa penurunan suhu meskipun hanya sedikit dapat membuat virus penyebab flu berkembang biak lebih cepat.

Selain itu, udara dingin juga memicu perubahan pada sistem imun. Molekul yang berfungsi untuk mendeteksi virus di dalam sel dan memberi perintah pada sel untuk melawan virus menjadi kurang sensitif pada saat suhu dingin.

Udara dingin juga dapat menghambat kerja protein khusus dalam tubuh yang berfungsi untuk mematikan gen yang berasal dari virus, menghambat penyebaran virus dan membunuh sel yang sudah terinfeksi virus.

Saat virus flu sudah masuk ke dalam sel di daerah nasal fossa (daerah sambungan dari lubang hidung yang terletak di tengah wajah), udara dingin yang Anda hirup dapat memicu virus-virus tersebut untuk berkembang biak dan menyebabkan sistem imun tidak bekerja secara maksimal.

Jika udara dingin berpengaruh pada perkembangbiakan virus dan sistem imun tubuh, maka flu yang terjadi saat perubahan udara dari dingin ke hangat lebih dikarenakan perubahan perilaku.

Seperti dikutip dari Women’s Health, menurut Marc I. Leavey, seorang primary-care physician dari Mercy Medical Center Lutherville Personal Physicians, ketika terjadi perubahan cuaca dari musim bercuaca dingin ke cuaca yang lebih hangat, orang-orang menjadi lebih sering keluar rumah, berjalan-jalan, dan berkumpul bersama. Ketika banyak orang berkumpul, maka penyebaran penyakit menjadi lebih mudah terjadi.

4. Nyeri Sendi

Meskipun belum dapat dibuktikan, penurunan tekanan udara dicurigai dapat menyebabkan nyeri sendi. Anda dapat membayangkan jaringan yang berada di sekitar persendian Anda seperti balon. Tekanan udara yang normal akan menahan balon tersebut sehingga tidak mengembang.

Tetapi tekanan udara yang rendah dapat menyebabkan balon tidak ada yang menahan sehingga akhirnya perlahan-lahan balon atau jaringan di sekeliling persendian Anda akan mengembang, dan inilah yang menyebabkan rasa sakit pada persendian.

Reporter: Sunarto
Editor: Via

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button