Kritik Kepemimpinan Bupati Muna, Ridwan Minta Rusman Emba Belajar Politik Lagi
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Anggota DPR RI Ridwan Bae, meminta kepada Bupati Muna Rusman Emba agar belajar lagi soal politik. Sebab, perbandingan kinerja Pemerintahan Rajiun Tumada dengan Rusman Emba bukan untuk kepentingan politik pribadinya di tahun 2019.
“Rusman harus belajar lagi berpolitik, dan belajar proses membangun daerahnya, rakyat tidak mau kamu menikmati jabatan, terlebih saya, tidak mau Rusman menikmati jabatan, tapi saya mau Rusman membangun Kabupaten Muna.” cetus Ridwan saat ditemui di kediamannya pada Minggu malam (17/6/2018)
Menurut politisi senior Golkar Sultra ini, munculnya kritikan keras darinya karena mempertanyakan sebenarnya kemana arah penggunaan keuangan APBD Rp 1.2 triliun di Pemkab Muna selama dua tahun terakhir.
“Tapi apa yang saya dapatkan, justru berbalik fitnah, saya ribut dan mengeritik seperti itu dianggap karena ingin mencari dukungan suara 2019 kepada Pak Rajiun. Saya katakan fitnah itu,” tegasnya.
Mantan Bupati Muna dua periode ini mengaku, sudah berpengalaman jika dihadapkan dengan perbedaan politik kepala daerah. Dia mencontohkan kasus berbeda pandangan politik dengan mantan Bupati Muna sebelumnya Baharuddin.
Ridwan membeberkan, Baharuddin pernah membantu memenangkan tiga orang caleg DPR RI dapil Sultra untuk di Kabupaten Muna dan Mubar tahun 2014. Tapi Ridwan mengklaim dirinya tetap menang kala itu.
“Baharuddin membantu Laode Ida, Habil Marati dan Ibu Tina. Di Kabupaten Muna dan Muna Barat digabung, masih Lebih banyak suara saya,” paparnya.
Baginya, Bupati bukan menjadi ukuran terhadap kemenangan suara dukungan yang diraihnya, karena kata Ridwan, sudah memiliki pemilih fanatik di dua wilayah Muna tersebut.
Ridwan mengungkapkan, perlu diketahui bahwa, sampai kapanpun, dirinya akan selalu mengkritisi siapapun Bupati di Muna, karena sampai mati ia ingin mengabdikan dirinya buat kepentingan Indonesia, Sultra, terlebih kepentingan masyarakat Kabupaten Muna.
“Sampai mati saya akan berjuang terus untuk itu. Tapi persoalannya sekarang adalah Rusman dan seluruh kelompoknya, mungkin tidak menerima bahasa saya, itu suatu kekonyolan yang luar biasa.” ujarnya.
Ridwan menjelaskan perbandingan kepemimpinan antara Rusman dan Rajiun. Ia menilai Bupati Mubar itu, saat ini bisa leluasa bertemu dengan masyarakatnya, dengan tenang menjalankan pemerintahnya bersama SKPD-nya, dan lebih banyak tinggal di Muna Barat ketimbang di daerahnya karena konsistensi terhadap janji politiknya.
“Sementara Rusman, dia ada istilah 725, tujuh hari di Jakarta, lima hari di Kendari, 2 hari di Muna. Jangan salahkan orang berpikir itu usaha dia menghindar dari kejaran orang, apa mungkin janji politiknya, apakah komitmen politiknya yang tidak berjalan, itu satu warna bahwa dia Gagal dalam menjalankan misi politiknya,” ungkap Ridwan.
Baginya hal tu tidak boleh terjadi pada seorang Bupati. Kata Ridwan, seorang pemimpin yang pertama dipegang adalah bicaranya, kalau bicara harus konsisten.
Reporter: Fadli Aksar
Editor: Arlink