Beri Bantuan Keluarga Korban, Rusman Harap Pelaku Bisa Terungkap
MUNA, DETIKSULTRA.COM- Bupati Muna, LM Rusman Emba ikut merasakan duka keluarga Randi dan Muhamad Yusuf Kardawi, mahasiswa UHO yang meninggal saat
demonstrasi menolak rencana pengesahan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) di DPRD Sultra.
Sebagai bentuk kepedulian, pria yang kerap disapa RE itu menyambangi kediaman korban Randi, Minggu (29/9/2019) di Desa Lakarinta, Kecamatan Loghia didampingi, Kapolres, AKBP Debby Asri Nugroho, Kasat Reskrim, AKP Muh. Ogen Sairi dan Kapolsek Katobu, IPDA Darul Aksa.
Kedatangan orang nomor satu di Bumi Sowite itu disambut haru oleh orang tua Randy, La Sali dan Nursia. Dihadapan orang tua Randy, RE menyampaikan turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya. Untuk meringankan beban duka keluarga, Ia juga menyerahkan bantuan.
[artikel number=3 tag=”bupati,muna”]
“Semoga keluarga selalu diberi ketabahan dan almarhum bisa tenang dialam sana,” kata RE.
Mantan senator DPD-RI itu tak membayangkan kedua putra terbaik daerah itu bisa pergi dengan cepat. Mereka merupakan pejuang demokrasi yang akan tercatat dalam sejarah.
“Kedua korban sangat luar biasa aktif dalam organisasi kemahasiswaan. Semoga ada hikmah dalam dari kejadian itu,” ungkapnya.
Ia menyerahkan pada aparat penegak hukum, agar bisa transparan dalam mengusut kasus dugaan penembakan itu.
“Semoga pelakunya bisa terungkap cepat,” pintanya.
Ayah Randi, La Sali menyampaikan terima kasih atas kepedulian Bupati, LM Rusman Emba. Antara dia dan Rusman bukan orang lain. Mereka sebangku saat sekolah.
“Kami sangat terima kasih atas kunjungan pak bupati,” katanya.
Dihadapan Rusman, Ia menungkapkan bahwa Randi merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Randi anak satu-satunya lelaki. Saat kuliah, Randi jarang membuat susah dirinya. Untuk tambahan biaya kuliah, Randi nyambi sebagai kuli bagunan.
“Sebelum meninggal, Randi kerja jadi buruh di bandara selama lima hari dan sempat ambil panjar untuk membelikan buku adiknya yang baru masuk kuliah juga,” ungkapnya.
Tak ada firasat yang didapat saat anaknya akan dipanggil sang halik. Hanya saja, selama tiga malam, Ia susah tidur.
“Hanya mamanya, sebelum meninggal bermimpi Randi ditonda dengan kakeknya yang sudah meninggal,” ujarnya.
Randi terakhir pulang di kampung pada hari raya Idhul Fitri lalu. Setelah itu, ia kembali lagi di Kendari untuk melanjutkan studinya. Beberapa hari lalu juga, Randi sempat menelpon ibunya.
“Randy menanyakan kondisi ibunya,” timpalnya.
La Sali memberikan kuasa penuh pada Dewan Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk mengadvokasi wafatnya almarhum sehingga bisa terang benderang. Untuk meringankan beban korban juga dibuka donasi.
Sekilas mengenai keluarga almarhum Randi. Ayahnya adalah seorang nelayan dan ibu hanya mengurus Rumah Tangga. Satu kakak Randi juga mahasiswa Fakultas Perikanan yang sebentar lagi akan ujian hasil.
Sebetulnya, Randi juga Sudah akan ujian, Namun karena semasa hidupnya kuliah sambil bekerja untuk membantu kakak dan adiknya yang baru masuk kuliah, maka KKN terpaksa ditundanya. Hari hari terakhir almarhum berbakti kepada saudaranya adalah sempat menguras sisa dompetnya untuk membelikan beras 10 Kg.
Reporter : Naryo
Editor: Sumarlin