Kolaka

Pemkab Kolaka Adakan Ritual Adat Mosehe Wonua

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Demi mempertahankan eksistensi dan kemajuan destinasi budaya, Pemkab Kolaka menyelenggarakan pesta adat Mekongga Mosehe Wonua di situs makam Raja Sangia Ni Bandera, Desa Tikonu Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka, Selasa (26/2/2019).

Ritual adat Moseha Wonua sebagai tradisi masyarakat adat Mekongga yang diyakini sebagai pensucian jiwa atau negeri.

Upacara ini dihadiri langsung Bupati Kolaka H. Ahmad Safei, Dewan Adat Mekongga H. Muh. Jayadin, Raja Mekongga Drs. Haerun Dahlan, Ketua DPRD Kolaka H. Parmin Dasir, Kajari Kolaka Taliwondo, Danramil 1412-02 Wondulako Kapten Rustan, para asisten Pemkab Kolaka, Kepala OPD lingkup Kolaka, tokoh agama, tokoh adat dan perangkat desa.

[artikel number=3 tag=”adat,kolaka,” ]

Dalam penyelengaraan pesta adat, masyarakat Mekongga masih menghargai kearifan lokal yang diciptakan para leluhur dan diwariskan secara turun temurun kepada generasi muda khususnya di Wonua Sorume Mekongga ini.

Dalam Sambutannya, Bupati Kolaka H.Ahmad Safei mengatakan, sehubungan dengan HUT Kolaka, seluruh stakeholder diharapkan peranannya dalam melestarikan kebudayaan demi kepentingan pembangunan daerah dan masyarakat.

“Momentum seperti ini dapat menciptakan kearifan lokal yang dijiwai nilai kebersamaan dan gotong royong dalam berbagai kegiatan pembangunan di Kabupaten Kolaka,” lanjutnya.

Ketua Dewan Adat Mekongga sekaligus Wakil Bupati Kolaka, Muh. Jayadi mengatakan ritual adat Moseha Wonua merupakan suatu ritual yang dipercaya untuk membersihkan jiwa atau mensucikan negeri demi menghindari malapetaka yang akan menimpa umat manusia khususnya masyarakat yang bermukim di Wonua Sorume I Wuta Mekongga.

Dalam upacara yang sakral ini terdapat nilai filosofi yang bisa kita pelajari yaitu membersihkan diri dari berbagai hal buruk seperti perzinahan, perkelahian, gagal panen dan lain-lain.

“Moseha Wonua merupakan upaya untuk merajut kembali nilai-nilai persaudaraan diakibatkan persilangan pendapat yang mungkin tertutup,” tangkasnya.

“Prinsip yang harus kita tanamkan dalam diri sebagai masyarakat Mekongga, dimana pun kita berada kita tetap berpegang teguh pada nilai yang terdapat pada Moseha Wonua,” pintanya.

Dalam ritual upacara ini, diadakan ziarah kubur Sangia Ni Bandera dan dilanjutkan dengan pemotongan seekor kerbau putih.

“Kurban kerbau merupakan simbol yang diyakini sebagai penghapus segala dosa yang pernah dilakukan masyarakat Mekongga,” tutur Raja Mekongga.

Reporter: M14
Editor: Rani

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button