Metro Kendari

Sempat Heboh Kedatangannya Diarak, Atlet Peraih Emas Asal Sultra ini Tak dapat Bonus dari Pemda

Dengarkan

KENDARI, DETISKULTRA.COM – Nasib miris dialami oleh atlet dayung asal Desa Samabahari, Kecamatan Kaledupa, Kabupaten Wakatobi Sultra, bernama Ali Buton. Dirinya berhasil menyabet medali emas untuk kontingen Indonesia pada gelaran Asian Games 2018, cabang olahraga dayung nomor rowing 8 plus.
Meski telah mengharumkan nama bangsa di kancah internasional, namun Ali Buton mengaku tidak dipedulikan pemerintah daerah. Pasalnya sudah sepekan berada di Wakatobi, namun dirinya belum mendapat penghargaan ataupun apresiasi dari Pemda Wakatobi dan Pemprov Sultra.
“Saya pulang dari Jakarta ke Wakatobi 26 Agustus, alhamdulilah disambut juga, tapi tidak ada reward dari pemerintah daerah. Bupati Wakatobi Arhawi tidak datang, hanya ada Muhammad Ali, anggota DPRD di sana,” beber Ali Buton kepada Detiskultra.com Selasa malam, (4/9/2018).
Atlet dayung yang juga meraih medali perak nomor rowing empat mins ini mengaku, sampai saat ini belum menerima bonus apapun, baik dari pemerintah Wakatobi maupun Pemprov Sultra. Meskipun dirinya berjuang membawa nama Sultra.
“Belum ada bonus. Ketua Koni Sultra Pak Lukman, juga pernah menyampaikan langsung kepada kami, akan diberikan bonus bagi atlet yang meraih medali, baik emas, perak, maupun perunggu. Tapi sampai selesai Asian Games belum dihubungi dari Koni. Saya tidak tahu berapa dan kapan kita terima bonus itu,” ungkap Ali Buton.
Tidak hanya itu, Atlet Wakatobi berdarah Filiphina ini membeberkan, saat pertama kali berangkat ke Jakarta untuk berlatih dayung, Ali Buton menggunakan dana pribadinya. Bahkan Selama tujuh bulan di sana, ia hanya diberikan uang dari seniornya untuk tetap bertahan hidup. Tak ada uang saku perjalanan dan akomodasi dari Pemprov Sultra.
“Saya pergi ke Jakarta karena ada panggilan dari Pak Rasyad pelatih kano dari Wakatobi, itu pada 3 Maret 2015, Pemda tahu saya disana tapi belum ada bantuan saat itu, baik Pemda Wakatobi dan Pemprov Sultra tidak ada. Uang dari senior-senior saja. Bulan ke delapan di sana baru saya digaji setelah masuk SK atlet pelatnas,” keluhnya.
Reporter: Fadli Aksar
Editor: Ann

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button