Metro Kendari

Ati, Wanita Tangguh si Tukang Tambal Ban

Dengarkan

Akan sangat sulit menemukan wanita setangguh Ati. Ibu enam anak berusia 41 tahun ini tak pernah lelah menjalankan usaha tambal ban miliknya. Pekerjaan yang biasanya dilakukan kaum lelaki itu, tak pernah canggung dilakoninya.
Ati melewati hari-harinya di sebuah bengkel motor berukuran 2×3 meter, berlantai tanah, dan berdindingkan papan. Bengkel kecil dan sederhana itu dipenuhi ban motor di dalamnya, tentu tidak menyediakan tempat bagi dirinya untuk sejenak berbaring dari letihnya bekerja.
Ibu berbadan gemuk ini mendirikan bengkelnya 4 tahun silam, dengan modal seadanya. Tempat yang ia gunakanpun adalah tanah milik pemerintah yang lokasinya berada di depan kantor Lurah Mangga Dua.
Setiap harinya, mulai pukul 7.00 pagi ia sudah menyibukkan dirinya di bengkel. Segala pekerjaan di bengkel itu dilakukannya sendirian, hingga dia menutupnya pada pukul 22.00 malam.
Di bengkel yang ia beri nama Cahaya Motor itu, ia membanting tulang demi mencari uang untuk membiayai anak-anaknya. Apa lagi anaknya yang ketiga, saat ini tengah kuliah di sekolah tinggi kesehatan di kota ini, yang tentu saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
“Anak saya yang ketiga perempuan, mahal sekali biaya kuliahnya,” keluh Ati dengan wajah lelahnya.
Pendapatannya tidak seberapa, hanya Rp50 ribu sampai Rp100 ribu perhari. Namun ia selalu bersyukur karena pekerjaan yang ia geluti ini membuat orang merasa terbantu. Walaupun karena itu, Ati tak pernah lagi bermimpi memiliki tangan yang mulus.
Jari jemarinya, yang seharusnya dia gunakan untuk memasak di dapur, malah selalu kotor karena oli. Kadang-kadang tangannya harus terluka karena terkena jarum atau beling yang tertancap di ban motor.
“Saat menambal ban, pernah tangan saya tergores karena pecahan kaca yang tertancap di ban,” Ati berkata sembari menyetel rantai motor pelanggannya. Seperti biasa, dia tetap tersenyum meski guratan lelah memenuhi wajah gelapnya.
Suami Ati yang bernama Amir juga bekerja sebagai montir di bengkel motor, namun di tempat yang berbeda. Ati bisa melakukan pekerjaannya ini karena awalnya sering melihat dan membantu sang suami. Kala itu, Amir masih bekerja di bengkel depan pasar baru, bengkel milik keturunan tionghoa. Namun setelah rumah bosnya terbakar, mereka memilih pindah dan membuka usaha sendiri.
Bengkel press ban Cahaya Motor milik Ati ini sangat unik. Karena walaupun sudah tutup jam 22.00, jika ada yang menelponnya, meminta Ati menambal ban motornya, jam 2 malam sekalipun, ia tetap melayaninya. Orang menghubunginya melalui nomor handphone ia tulis di bawah papan nama bengkelnya. Untung saja rumahnya tidak jauh dari bengkel miliknya, sehingga dengan cepat, dia bisa segera membantu pemilik motor yang butuh bantuannya. Bukan hanya tangguh, Ati ternyata wanita berhati mulia.
Laporan: Yusuf Maronta
Editor: Rani

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button