Opini

Pemilih Rasional Meningkat akibat GenZ

Dengarkan

Pencoblosan tanggal 14 Februari kita harus memilih dengan mendasarkan pada hati nurani karena sebagian orang menjadikan tanggal 14 Februari menjadi peristiwa yang menimbulkan rasa damai dihati, oleh karen bersamaan dengan hari pemilihan umu dimana kita akan memilih presiden dan wakilnya sekaligus memilih calon legislative yang mengawal pemerintahan presiden dan wakilnya dalam membuat program dan kebijakan 5 tahun kedepan. Maka salah satu faktor yang akan berkontribusi terhadap hal ini adalah meningkatnya jumlah pemilih rasional dibandingkan dengan pemilih irasional. Hal ini disebabkan oleh pengaruh kuat generasi Z dalam mempengaruhi hasil pemilihan presiden dan wakil presiden, bersamaan dengan memilih legislator pusat.

Tidak dapat disangkal, Generasi Z memiliki karakteristik yang berbeda dari generasi sebelumnya. Oleh karena mereka tumbuh dan berkembang di era digital dengan akses informasi yang luas maka Generasi Z juga cenderung lebih kritis dan cerdas dalam memproses informasi yang mereka terima. Hal inilah yang membuat mereka menjadi pemilih yang lebih rasional dalam menentukan mereka.

Salah satu juga alasan mengapa generasi Z memiliki pengaruh yang kuat dalam pemilihan presiden dan wakilnya nanti adalah karena mereka merupakan “swing voters” yang signifikan. Sedikit saya jelaskan, Swing voters adalah kelompok pemilih yang tidak memiliki afiliasi politik yang kuat dan cenderung berubah-ubah dalam menentukan pilihan calon. Dan juga Generasi Z memiliki kecenderungan untuk menjadi swing voters karena mereka lebih terbuka terhadap ideologi dan program kerja yang ditawarkan oleh calon peserta pemilu.

Selain itu, generasi Z juga memiliki akses yang lebih mudah terhadap informasi terkait politik. Mereka dapat dengan cepat mendapatkan berita dan informasi terkini melalui internet dan media sosial. Hal ini memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang calon peserta pemilu dan program kerja yang mereka tawarkan. Dengan pemahaman yang lebih baik, generasi Z dapat membuat keputusan yang lebih rasional dalam memilih calon presiden dan wakil presiden.

Peningkatan jumlah pemilih rasional dibandingkan dengan pemilih irasional juga akan berdampak positif pada proses demokrasi di Indonesia. Pemilih rasional cenderung memilih calon berdasarkan program kerja dan visi-misi yang ditawarkan, bukan karena faktor emosional atau suku bangsa. Hal ini akan mendorong peserta pemilu untuk lebih fokus pada penyampaian program kerja dan visi-misi yang jelas dan terukur. Dengan demikian, pemilu akan menjadi ajang kompetisi yang lebih sehat dan berintegritas.

Namun, meskipun pemilih rasional semakin banyak, masih ada tantangan yang perlu dihadapi dalam pemilu 2024, diantaranya adalah pemilu curang dimana aparat dan kpu tidak netral, penyebaran berita palsu atau hoaks yang dapat mempengaruhi pemilih Generasi Z, kendatipun memiliki akses yang lebih mudah terhadap informasi, tetapi juga rentan terhadap penyebaran berita palsu. Oleh karena itu, penting bagi generasi Z dan pemilih lainnya untuk menjadi pemilih yang kritis dan cerdas dalam memilah informasi yang mereka terima.

Kita tentu berharap banyak dari partisipasi Generasi Z dalam perkiraan pemilu besok ini akan mengalami kemajuan dan perkembangan pesat. Hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah pemilih rasional dibandingkan dengan pemilih irasional dari Generasi Z, dengan pengaruhnya sebagai swing voters yang kuat, akan memainkan peran penting dalam mempengaruhi hasil pemilihan. Namun, tantangan seperti penyebaran berita palsu juga perlu diatasi agar pemilu dapat berjalan dengan baik.LAK

 

Oleh: DRLAK

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button