Begini Tanggapan SPBU Roko-roko Soal Alasan Pembongkaran BBM di Gudang LPG Langara Konkep
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak (SPBU) 76.933.18 Kompak Satu Harga, yang berlokasi di Roko-roko, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) disoal. SPBU di bawah naungan PT Tenri Pulau Wawonii ini, dipersoalkan karena dituding melakukan pembongkaran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubdisi jenis pertalite di lokasi yang bukan peruntukannya.
Dimana pihak SPBU Kompak Satu Harga diketahui membongkar BBM tepat di belakang gudang Pangkalan Tabung LPG milik PT Tenri Tarigasindo, di Langara, Kecamatan Wawonii Barat, Konkep, Minggu (21/8/2022) kemarin.
Menyikapi hal tersebut, Direktur PT Tenri Pulau Wawonii, Ratna, mengakui bahwa memang transportir atau perpanjangan tangan PT Pertamina, membongkar BBM jenis pertalite di Pangkalan LPG yang tak lain adalah miliknya sendiri.
Meski begitu, bukan berarti pihaknya tidak memiliki alasan yang kuat. Pembongkaran ini dilakukan karena akses jalan dari ibu kota Kabupaten Konkep, Langara, ke Roko-roko dalam kondisi rusak parah, sehingga kendaraan roda empat sulit melalui jalan akses tersebut. Apalagi kendaraan transportir yang memuat beban berat, tidak memungkinkan untuk melewati jalur itu.
“Sudah tiga bulan belakangan kendaraan transportir tidak dapat melalui jalur itu, karena memang kondisi jalan sangat rusak parah. Tadinya hanya sebagian sekarang sudah memanjang. Sebenarnya, kami ini pihak yang tinggal menerima BBM di tempat, yang disuplai oleh transportir,” katanya, Senin (22/8/2022).
Selain kondisi yang tidak memungkinan, di sisi lain jika dihentikan suplai BBM, maka akan terjadi kelangkaan. Namun pihaknya pun tidak dapat memaksakan kendaraan transportir yang memuat BBM jenis pertalite untuk menyuplai langsung ke SPBU, seperti yang biasa dilakukan.
“Ini soal kondisional, yang mana tidak memungkinan kendaraan pembawa BBM ke SPBU kami itu menembus jalan dengan akses yang begitu parah rusaknya,” ucap Ratna.
Setelah berembuk, munculah kesempatan antara pihak SPBU Kompak Satu Harga Roko-roko dan pihak transportir PT Fajar Mekar Wakatobi, guna membongkar di pangkalan Tabung LPG yang berada di Desa Pasir Putih. Keputusan ini diambil setelah kedua belah menyampaikan ke sejumlah stakeholder dalam hal ini pemangku kebijakan di wilayah itu.
Bahkan dirinya bersama rekannya yang juga turut menyuplai bahan bangunan ke Roko-roko, bersepakat untuk kemudian membantu perbaikan jalan dengan masing-masing menyumbang Rp25 juta. Namun sebelum itu ia mengkomunikasikan wacana tersebut ke pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Konkep.
“Kita sudah sepakat, tapi pihak PU bilang percuma kalau diperbaiki akan kembali rusak, karena masih musim hujan. Pihak PU menjanjikan akan menurunkan alatnya ketika cuaca sudah mulai membaik. Kabarnya alat mereka sudah di titik jalan rusak, hanya belum bergerak karena masih menunggu cuaca benar-benar cerah,” jelasnya.
Sementara itu, Penanggungjawab Transportir PT Fajar Mekar Wakatobi, Arman, mengakui kondisi jalan menuju ke lokasi SPBU Kompak Satu Harga sulit untuk lewati kendaraan. Pihaknya pun mencari solusi bagaimana caranya BBM yang mereka suplai, bisa dibongkar. Arman lalu berkonsultasi ke pemilik SPBU.
Kemudian kata Arman, pemilik SPBU berkonsultasi ke Pertamina untuk mencari solusi terbaik. Menurutnya, mencoba berkonsultasi ke pihak aparat dan memahami kondisi jalan yang tidak bisa dilewati kendaraan.
“Ndak ada yang bisa tembus mobil dan kondisinya sampai saat ini seperti itu. Ada alternatif jalan lewat Timur, sebenarnya bagus hanya jembatannya lagi ndak memadai (jembatan batang kelapa), motor lewat saja goyang, apalagi kami yang memuat beban berat. Sehingga kami ndak berani lewat,” katanya.
Arman pun bersepakat dengan pemilik SPBU dan beberapa pihak untuk memutuskan membongkar BBM di Desa Pasir Putih. Dengan catatan, bahwa harus diinformasikan ke warga Roko-roko, jika ingin membeli BBM langsung datang ke lokasi pembongkaran.
“Bahkan saya sampaikan ke sejumlah kepala desa disana untuk menyampaikan ke warganya kalau BBM untuk sementara diambil di Desa Pasir Putih,” bebernya.
Ditambahkannya, lantaran parahnya jalur tersebut, kendaraan transportir pernah sekali terjebak hingga 3 hari untuk bisa lolos dari lumpur. (bds)
Reporter: Sunarto
Editor: Wulan Subagiantoro