Tekan Prevalensi Stunting, TP PKK dan Dinas Kesehatan Kabupaten Buton Gelar Akzi Bergizi
BUTON, DETIKSULTRA.COM – Pemerintah Kabupaten Buton melalui Dinas Kesehatan bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Buton. Hal ini guna menekan prevalensi angka stunting di Kabupaten Buton, dengan berkolaborasi membangun aksi bergizi di sekolah, yang digelar serentak seluruh sekolah se-Kabupaten Buton.
Pj Bupati Buton, La Ode Mustari mengatakan, prevalensi stunting di Kabupaten Buton terus mengalami penurunan. Tahun 2022 sebesar 19,22 persen turun menjadi 17,44 persen pada tahun 2023 dan diharapkan tahun 2024 mencapai 14 persen sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat.
“Oleh sebab itu mulai sekarang kita harus berupaya bersama melakukan pencegahan dan penurunan stunting melalui intervensi gizi seperti intervensi remaja putri, ibu hamil, maupun balita,” katannya.
Mustari menerangkan, dalam intervensi gizi, yang sangat penting yaitu mengkonsumsi makanan yang bergizi, terutama masyarakat wilayah pesisir memiliki potensi ikan yang melimpah dan segar. Atas kekayaan sumber daya alam, pihaknya mengharapkan kepada orang tua untuk memberikan makanan bergizi seperti ikan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
“Saya mengingatkan kepada anak-anak semua agar jangan membiasakan memakan makan siap saji, yang tidak mengandung gizi yang sehat tapi memperbanyak makan makanan seperti ikan yang kaya akan protein. Ditambah dengan memberikan tablet tambah darah agar anak-anak kita semua tumbuh dengan sehat dan cerdas,” harapnya.
Ia mengapresiasi kehadiran Dinas Kesehatan yang bekerja sama dengan puskesmas dan PKK Kabupaten, kecamatan sampai desa untuk menyosialisasikan program aksi bergizi, yang diharapkan prevalensi di Kabupaten Buton semakin menurun.
“Saya harap agar program aksi bergizi ini dapat menjadikan sebuah gerakan semua stakeholder baik Dinas Kesehatan, dan OPD lain yang terlibat dalam aksi penurunan angka stunting, camat, kepala desa, lurah, ibu ibu PKK dan dharma wanita harus menjadi sebuah gerakan untuk terus menyosialisasikan sehingga timbul kesadaran masyarakat perlunya penanganan stunting,” tutupnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buton, Safaruddin menambahkan, aksi bergizi di sekolah diawali dengan senam sehat oleh pelajar SMAN 2 Lasalimu Selatan yang dirangkaikan dengan pemeriksaan kesehatan dan pemberian tablet tambah darah untuk siswa putri.
“Aksi bergizi di sekolah ini dilatarbelakangi prevalensi anemia atau kurang darah pada remaja putri cukup tinggi, sehingga itu akan meningkatkan terjadinya stunting di masa depan,” tuturnya.
Safaruddin menjelaskan, anemia merupakan kondisi rendahnya hemoglobin dalam tubuh. Hemoglobin sangat penting karena mengikat oksigen. Apabila remaja putri mengalami anemia maka perkembangan organ reproduksi tidak dapat berkembang secara optimal, sehingga ketika berkeluarga organ reproduksi tidak berkembang secara maksimal untuk pertumbuhan janin.
“Sehingga upaya pemerintah dalam mencapai generasi emas 2045 Indonesia yang ke-100 tahun maka kita mulai dari sekarang sehingga kedepannya anak-anak kita tumbuh dengan sehat dan kedepannya mempunyai daya saing yang tinggi dan dapat bersaing di era yang akan datang,” terangnya. (Adv)