Categories: Advertorial

Apriliani Puspitawati dari Panggung Putri Indonesia Menuju Kursi Parlemen

Share
Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Sulawesi Tenggara patut berbangga, bintang modeling terbaik Juara The Best Of The Best Super Model Indonesia 2008, Apriliani Puspitawati, pernah sukses mengharumkan nama Sultra diajang pemilihan Putri Indonesia.

Apriliani Puspitawati yang akrab dipanggil April berhasil mengukir prestasi diajang bergengsi itu dengan menyabet Juara Putri Indonesia kategori Intelegensia tahun 2015.

Dari catatan prestasinya, tak heran memang, jika kiprah April diajang modeling nasional diperhitungkan publik karena sangat kaya prestasi dan tentunya telah membanggakan keluarga, sahabat, dan seluruh masyarakat Sulawesi Tenggara.


Apriliani Puspitawati tercatat sebagai kader PDIP.
 

Bakat modeling yang dimiliki putri bungsu pasangan suami istri Cipto Raharja dan Siti Hartini itu, ternyata hanya salah satu dari sederet prestasi entertaimen yang pernah diraihnya.

Dibalik putri fenomenal ini ada segudang prestasi lainnya yang pernah disabet April kala masih berstatus pelajar di SMAS Kartika Kendari.

Beberapa diantaranya bakat alamiahnya sangat prestisius di dunia tarik suara, bidang sastra, dan tentu saja modeling yang sukses mengangkat namanya di panggung dunia entertainmen modeling.

Catatan prestasi lainnya, wanita kelahiran kota Kendari 10 April 1989 ini, pernah meraih juara 1 lomba cipta puisi antar SMA tahun 2006, juara 1 lomba baca puisi tingkat Sultra tahun 2006, dan juara 1 Monolog (lomba teater yang dimainkan per individu dengan menampilkan karakter lebih dari satu orang) tingkat Sultra tahun 2007.

Selain itu, mantan pramugari ini juga pernah menyabet juara 1 lomba foto model Sultra 2008, dan juara 1 lomba dancer antar SMA se-kota Kendari tahun 2005. Gairah prestasi yang dimilikinya kian menambah performancenya untuk bisa melangkah lebih jauh dikancah nasional.

Berkat pengalaman prestasi itu April mampu membuktikannya. Ia berhasil menumbangkan 15 pesaingnya dalam pemilihan Super Model Indonesia VII Sultra 2008 dengan sangat cukup memukau tim juri.

Dengan kombinasi fostur tubuh yang sempurna. performance, intelegensi dan kepribadian, April meraih juara The Best Of the Best dan platinum award sekaligus untuk kategori dewasa.

”Kunci sukses saat itu adalah percaya diri dan jadi diri sendiri. Karena Saya sudah berjanji dalam hati tidak akan mengecewakan nama Sultra di tingkat nasional. Jadi sudah kewajiban bersama saya mempromosikan Sultra, menasionalkan bahkan dilevel internasional,” beber April.

Banyak yang mengakui, aura yang terpancar dari diri April sangat unik yang tentu tak di miliki modeling lain, seperti teknik berkomunikasinya yang cukup komunikatif sehingga memberikan pointambah bagi April dalam menempati posisi terbaik dari yang terbaik.


Ketika menjadi Putri Indonesia Intelegensia tahun 2015.
 

Predikat putri Indonesia intelegensia yang disandangnya terus melekat hingga kini, gelar itu pula seolah menjadi spirit yang selalu berkecamuk dalam dirinya untuk bisa berbuat lebih dengan memandang lebih luas makna pengetahuan dan pendidikan yang dimilikinya dengan menularkan kepada orang lain khususnya bagi mereka yang kurang menikmati pola-pola pendidikan yang layak, seperti banyak yang dialami oleh anak Indonesia diberbagai pelosok tanah air.

Dalam catatan pribadinya, wanita asal kota Kendari ini telah melanglang buana ke berbagai daerah untuk memberi pengajaran kepada anak-anak kurang mampu, seperti fakta mengunjungi dan merasakan sekolah-sekolah yang kekurangan tenaga pengajar dibawah kolong jembatan di Ibukota Jakarta.

“Yah dari Putri Indonesia ini, saya sudah lalui bagaimana sulitnya sebagain anak indonesia merasakan pendidikan, termasuk dibawah kolong jembatan, di Jakarta,” kenang April.

Dengan segudang pengalaman dan menyaksikan banyak fenomena kehidupan dari status Intelegensia Putri Indonesianya, April ke kampung halaman.

Setelah berada ditanah kelahirannya, Kendari, April tak menunggu lama untuk mendirikan Yayasan Putri Sulawesi Tenggara.

Eksistensinya, melatih para perempuan yang hendak tampil diajang bergengsi serta mengharumkan nama Sultra ditingkat nasional.
Usahanya pun tidak sia-sia dari yayasan yang didirikannya, April sudah mengutus tiga putri Indonesia terbaik perwakilan Sultra.

“ Alhamdulillah beberapa tahun terakhir kami sudah mengutus tiga perwakilan dari Sultra,” ungkapnya.

Semangatnya membangun karakter Putri Indonesia diajang tersebut bukan hanya seledar motivasi, April mengaku tak ingin imej perempuan daerah yang menyandang status bergengsi Putri Indonesia begitu gampang dilecehkan, mudah terkontaminasi dengan praktek-praktek bisnis maksiat.

“Itu salah satu semangat saya agar imej Putri Indonesia tak gampang dibelokkan ke perspektif negatif,” ujar ibu satu anak ini.

April menuturkan dengan menjadi puteri Indonesia intelegensia, dirinya lebih memahami pendidikan di Indonesia termasuk diwilayah Sulawesi Tenggara yang sangat perlu mendapat perhatian khusus pemerintah pusat dan daerah.


Ketika menjadi Putri Indonesia Intelegensia tahun 2015.
 

Lebih lanjut, wanita yang pernah mendapatkan bea siswa kuliah Magister di Universitas Trisakti Jakarta ini menganggap persoalan pendidikan sangatlah kompleks yang bisa berakhir pada situasi pertikaian siswa dan guru dibeberapa sekolah termasuk di Sultra.

Belum lagi, April banyak mendengar dari orang tua siswa yang mengeluhkan persoalan biaya pendidikan mahal sehingga muncul istilah “letjen” agar siswa bisa masuk disekolah favorit.

Berangkat dari keprihatinan ini, April merasa harus bertindak langsung mengatasi persoalan masyarakat, alternatif jitu yang bisa dilakukan untuk ikut mengontrol ketidakberesan dunia pendidikan dan persoalan lainnya yakni dengan masuk organisasi partai politik dan bergabung di dewan rakyat dengan lebih dulu bertarung di level calon legislatif.


Menjadi calon anggota legislatif Kota Kendari.
 

Apriliani Puspitawati pun kepincut bergabung sebagai calon anggota legislatif (caleg) PDI Perjuangan dan menempati posisi nomor urut 2 di daerah pemilihan, Kendari I (Mandonga-Puuwatu).

Perempuan yang terkenal sangat mandiri ini, tak dipungkiri mempunyai alasan tersendiri maju caleg. Ia ingin menjadi “jembatan” bagi masyarakat di dapilnya.

Kiprahnya terus berkibar di panggung politik juga tak lepas dari dukungan penuh sang suami tercinta, Arif Gani Yaparto. Dorongan spirit suaminya terjun kepanggung politik bagi Apriliani, ternyata cukup positif dan membuatnya tergugah ingin berbuat lebih banyak untuk masyarakat kota Kendari.


Saat menjadi pramugari maskapai Garuda Indonesia.
 

Ibu dari Kenisha Aurora Yaparto ini bahkan tertarik politik karena ada panggilan nuraninya sebagai masyarakat, dimana sudah perlu ada figur baru perempuan muda yang mau bekerja untuk kepentingan rakyat sebab menurutnya, program pemerintah saat ini kurang mendapat kontrol anggota dewan.

Padahal kata alumni Universitas Veteran Republik Indonesia (UVRI) Makassar ini, dewan adalah lembaga perwakilan rakyat di legislatif yang harus terus mengontrol kebijakan pemerintah.
Kehadiran perempuan dalam pilcaleg kadang hanya pelengkap.

Bagi April masuknya dalam caleg PDIP bukan semata melengkapi saja, melainkan motivasi politik dari seorang perempuan muda yang terinspirasi dari figur tokoh politik PDIP Megawati Soekarno Putri, bahkan putri sang Proklamator RI itu sudah menjadi panutan politik bagi karir politik seorang Apriliani.

“ Yang jelas bahwa PDIP sangat mengistimewakan perempuan,” tutupnya.

Reporter : Dahlan

Komentar