Teknologi Informasi dalam makna Falsafah Buton: “Poromu Yindaa Saanggu, Pogaa Yindaa Kolota” (Bersatu Tapi Tidak Berpadu, Berpisah Tapi Tidak Berantara)
Mencermati suasana pasca pemilu presiden dan Pileg tahun 2024 ini menjadi menarik ketika tarik menarik informasi hasil kemenangan para kontestasi dan simpatisannya yang sama-sama militant untuk memenangkan hari rakyat, bahwa ditengah belum selesainya perhitungan dan rekap KPU untuk menghitung hasil suara pilpres dan pilegnya, kemudian bermunculan issu dan anasir yang berseliweran seperti quick count yang diseting lebih awal sehari dari hari pelaksanaan pemilunya, ada kandidat yg melakukan selebrasi kemenangan pilpres oleh hasil quick count, samapai pula meragukan server KPU yang datanya di simpan di luar NKRI dan masih banyak lagi issu-issu yang masih mencari legitimasi supaya mendapat kepercayaan rakyat namun semua itu masing masing masih bergerak menuju pada kpu yg bersih,jurdil dan kredible sebagai Lembaga yang professional menjalankan tugas penyelenggaraan pemilu yang netral dan terbuka kebenarannya.
Ada yang menari bagi saya untuk mencermati fenomena ini, tetiba saya teringat beberapa nasihat orang tua dan para pemuka adat buton dalam menerangkan keberadaan pemegang kuasa terkait dengan sikap profesionalan dalam menjalankan tugas ditengah control social saat ini yang cukup massif dengan aspek “Tecknology Information And Fully Digital”.
Saya ingin menyampaikan falsafah Buton ini seperti judul tulisan diatas, dimana situasi sekarang yang semakin modern ini, kita sering di nasihati sekaligus di ingatkan terkait falsafah Buton yang terjemahan umumnya kira kira seperti ini; “bersatu tanpa bersentuhan dan berjarak tanpa antara”. Istilah ini menggambarkan kondisi bagaimana teknologi telah memungkinkan kita untuk tetap terhubung dan bekerja sama meskipun berada di tempat yang berjauhan. Dalam konteks ini, bersatu tanpa bersentuhan berarti kita dapat bekerja sama dan berkolaborasi tanpa harus bertemu langsung atau bersentuhan fisik. Begitu pula dengan berjarak tanpa antara, kita dapat tetap terhubung dan berkomunikasi meskipun berada di tempat yang berjauhan.
Salah satu contoh yang paling jelas dari konsep ini menurut teman saya yang ada di group WA (KMIB), bila saya terjemahkan dalam kontek ke kinian dengan adanya teknologi komunikasi seperti telepon, email, dan media social maka kita dapat berbicara dengan orang lain yang berada di tempat yang berjauhan tanpa harus bertemu langsung, dan begitu pula dengan email, medsos juga kita dapat mengirim pesan dan berbagi informasi dengan orang lain di seluruh dunia dalam hitungan detik. Media sosial juga memungkinkan kita untuk tetap terhubung dengan teman dan keluarga meskipun berada di tempat yang berjauhan.
Pada sisi manfaatnya, teknologi juga memungkinkan kita untuk bekerja sama dan berkolaborasi secara online. Misalnya, dengan adanya aplikasi kolaborasi seperti Google Docs, kita dapat bekerja sama dalam membuat dokumen secara bersama-sama meskipun berada di tempat yang berjauhan. Begitu pula dengan adanya aplikasi video conference seperti Zoom, kita dapat mengadakan rapat dan pertemuan secara virtual tanpa harus bertemu langsung.
Konsep “bersatu tanpa bersentuhan dan bergjarak tanpa antara” juga dapat diterapkan dalam bidang pendidikan. Dengan adanya teknologi e-learning, siswa dan guru dapat tetap belajar dan mengajar secara online tanpa harus bertemu langsung di dalam kelas. Hal ini memungkinkan untuk akses pendidikan yang lebih luas dan fleksibel, terutama bagi mereka yang berada di daerah terpencil atau sulit dijangkau dan saat ini Indonesia telah memiliki Universitas digital bernama Universitas Insan Cita Indonesia (UICI), Lembaga Pendidikan digital pertama di Indonesia.
Selain itu, sekarang kita juga dapat menerapkan dalam bidang bisnis. Dengan adanya teknologi e-commerce, kita dapat berbelanja dan bertransaksi secara online tanpa harus pergi ke toko fisik (Offline), hal ini memungkinkan kita sebagai konsumen untuk akses langsung keproduk dan layanan yang lebih luas dan mudah, tanpa harus repot pergi ke tempat yang jauh.
Namun, meskipun teknologi telah memungkinkan kita untuk bersatu tanpa bersentuhan dan bergjarak tanpa antara, ada juga beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah masalah keamanan data dan privasi, dengan adanya teknologi, informasi pribadi kita dapat dengan mudah diakses dan diretas atau disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab olehnya itu, penting bagi kita untuk selalu berhati-hati dan bijak dalam menggunakan teknologi.
Hal lainnya, ada juga tantangan dalam hal keterbatasan akses teknologi, meskipun teknologi telah berkembang pesat, masih ada banyak orang yang tidak memiliki akses ke teknologi tersebut karena berbagai alasan, seperti keterbatasan infrastruktur atau biaya yang mahal. perihal ini dapat menyebabkan kesenjangan digital antara mereka yang memiliki akses teknologi dan mereka yang tidak memiliki akses.
Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi kita untuk terus mengembangkan teknologi dengan cara yang bertanggung jawab dan inklusif. Kita perlu memastikan bahwa teknologi dapat digunakan oleh semua orang tanpa terkecuali, sehingga semua orang dapat merasakan manfaatnya. Selain itu, kita juga perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan data dan privasi, sehingga kita dapat menggunakan teknologi dengan aman dan nyaman.
Dengan demikian, konsep “bersatu tanpa bersentuhan dan bergjarak tanpa antara” merupakan gambaran hari ini dari bagaimana teknologi telah mengubah cara kita hidup dan bekerja. Meskipun masih ada banyak tantangan yang perlu dihadapi, teknologi tetap menjadi alat yang sangat powerful untuk memungkinkan kita untuk tetap terhubung dan bekerja sama meskipun berada di tempat yang berjauhan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mengembangkan teknologi dengan cara yang bertanggung jawab dan inklusif, sehingga semua orang dapat merasakan manfaatnya.LAK
Oleh : DRLAK