TP PKK Baubau Komitmen Dukung 8 Program Nasional
BAUBAU, DETIKSULTRA.COM – Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Baubau Reffiani Dwiatmo Rasman menegaskan posisi penting dan strategis PKK dalam mendukung pelaksanaan pembangunan sebagai penyuluh, motivator dan penggerak masyarakat dalam mendukung pelaksanaan pembangunan.
Pernyataan itu disampaikan dalam diskusi terfokus sistem pendidikan kepemimpinan perempuan di perkotaan TP PKK Kota Baubau bekerja sama dengan Akademi Paradigta Indonesia PEKKA di aula kantor DP3A Baubau Selasa (31/10/2023).
Menurut Reffiani Rasman, ada 8 fokus penting pembangunan Kota Baubau yang dititipkan Presiden RI kepada penjabat Wali Kota Baubau. Adapun 8 fokus penting pembangunan, yakni penanganan inflasi di daerah, tingginya angka stunting, pengentasan kemiskinan ekstrim hingga angka 0 di tahun 2024.
Kemudian, serapan anggaran APBD untuk pembelian produk dalam negeri, belum optimalnya pemanfaatan potensi daerah, menjaga stabilitas politik dan keamanan menuju Pemilu 2024, serta menjaga kebebasan beragama melalui peran forum kerukunan umat beragama.
“Saling berkomunikasi dengan baik di antara sesama tokoh adat, tokoh masyarakat, maupun para tokoh agama.
Refiani Rasman mengatakan 8 fokus pembangunan tersebut jika ditelaah lebih jauh maka akan melihat kelompok masyarakat yang sangat terdampak adalah perempuan dan anak-anak.
Menurutnya angka stunting ini masih cukup tinggi di Kota Baubau. Stunting adalah masalah yang kompleks antara kurang gizi kronis dalam waktu yang cukup lama.
Penanganan ini tidak hanya dilakukan oleh satu OPD tapi juga harus kerja sama dengan semua OPD. Sebab, stunting ini merupakan ancaman utama pada kualitas manusia Indonesia dan generasi Indonesia ke depan.
Lebih lanjut dijelaskan, percepatan penurunan stunting harus membidik perempuan sebagai penggerak dan motor solusi di daerah. Pendekatan penurunan stunting harus menyeluruh dan berkelanjutan. Perhatian pemerintah pada peningkatan kualitas hidup dan kompetensi pada perempuan dan anak-anak perempuan harus dilakukan dari hulu ke hilir.
“Jika kita betul betul menurunkan angka stunting, perempuan harus menjadi subjek dan penggerak utama dalam keluarga. Perempuan harus cerdas sehingga ia mampu mengambil keputusan yang berdampak pada kualitas hidup dirinya dan keluarganya.(bds)
Reporter: Muh. Ian Handrian Syah
Editor: Biyan